Sempet semangat ngeblog lagi di tahun 2016, pas masuk ke tahun 2017, eh kendor lagi.
Tahun 2016 waktu itu emang gue bikin komitmen ke diri sendiri untuk nge-post seminggu sekali, jadi dalam sebulan
ada 4 postingan. Hal ini ternyata gak bisa gue ulangi pas tahun 2017. Udah
mirip kayak ngebet banget ngejar gebetan, pas sudah jadian, eh berasa enakan
jomblo.
Salah
satu faktor yang bikin semangat ngeblog gue membara di tahun 2016 mungkin
karena gue secara gak sengaja membuat geng blogger Wahai Para Shohabat (WPS).
Sebulan sekali kami membuat proyekan menulis, jadi setidaknya gue cuma mikirin
3 ide tulisan doang karena 1 ide dari proyekan ini.
Tahun 2017, WPS mulai vakum bikin proyekan karena kami sibuk.
Adi
Keriba-keribo sibuk membuat feeds instagram.
Iksan
Ayamsakit sibuk magang.
Daus
SalahTulis sibuk nikah. Bukan, maksudnya bukan nikah berkali-kali selama tahun
2017, tapi ya sibuk mempersiapkan pernikahannya dan hidup berumah tangga
setelahnya.
Gue
sendiri sibuk cari kerja. Mood dan pikiran gue selalu gak stabil untuk nulis
karena mikirin hasil tes, ataupun tes yang akan gue jalani. Jadinya yaaa… kalo
bener-bener punya waktu luang baru deh gue ngetik.
Kami
berempat cuma aktif di grup chat, membahas sesuatu yang gak penting. Beberapa
kali sebenarnya kami pengin bikin proyekan nulis lagi, tapi entah kenapa kurang
seru kalo gak full team yang bikin
proyekan. Akhirnya sepanjang tahun 2017 itu kami beneran vakum, dan entah
kenapa sesuai sama komik strip kami yang terakhir. :’)))
Enggak,
kami gak beneran fokus SEO, kok. Kami fokus ke karir masing-masing.
Walaupun gak sesemangat di tahun 2016, untungnya di tahun 2017 kemaren gue masih sempat bertemu beberapa temen blogger yang kebetulan main-main ke kota gue, Balikpapan. Siapa saja mereka?!
1. Daus SalahTulis
Setelah
bertemu Iksan di tahun 2016, gue bertemu lagi dengan anggota WPS lainnya yaitu
Daus.
Oiya,
sebelum terlalu jauh bercerita gue mau bilang kalo alamat blognya Daus sudah
ganti karena domainnya abis. Salahtulis
dot com sudah tiada wahai para shohabat...
Awalnya
gue bingung, setau gue Daus mulai berhijrah, yang harusnya berkiblat ke Arab,
LAH INI KOK JADI BAHASA JEPANG SIH?!
JANGAN-JANGAN
PANUTANNYA DAUS MALAH JADI KAKEK SUGIYONO?!
Ternyata
eh ternyata domainnya sudah habis dan gak diperpanjang. Baru di awal tahun 2018
ini Daus kembali ngeblog dan alamatnya kembali ke alamat blogspotnya, yaitu:
sesuatubangetsob.
(((SESUATU
BANGET SOB)))
Sadar
karena nama blognya sangat hujat-able, gak lama kemudian, mentang-mentang sudah
nikah, dia mengganti alamat blognya menjadi: pensiunanjomblo.
(((PENSIUNAN
JOMBLO)))
Oke.
Sudah ya speechless-nya? Gue tau kok
nama pensiunanjomblo gak kalah hujat-able daripada sesuatubangetsob. Tapi ya
daripada Daus ngubah alamatnya lagi dan hasilnya tetap sama, kita anggap saja
nama pensiunanjomblo itu nama yang keren.
Gue
ketemu Daus kalo gak salah sih bulan Mei. Daus datang ke Balikpapan karena
kebetulan dapat kerja di Samarinda, di mana untuk ke sana, harus lewat
Balikpapan dulu.
Di
grup WPS, Daus sering nanya-nanya hal mendasar dan tentu saja sebagai teman
yang baik dan ingin memastikan Daus baik-baik saja, semua pertanyaan Daus gue
jawab dengan tepat:
Daus:
“Yog, dari Balikpapan menuju Samarinda itu berapa jam?”
Gue:
“10 tahun.”
Daus:
“Yog, jalan menuju Balikpapan ke Samarinda aman kan?”
Gue:
“Aman. Jalannya kayak labirin dan angker.”
Daus:
“Yog, di Samarinda ada listrik kan?”
Gue:
“Di sana masih ada brontosaurus berkeliaran.”
Anehnya,
Daus tetap juga datang ke Balikpapan. Di hari keberangkatan Daus, sebelum take off, Daus ngabarin gue. “Yog, ini
gue sudah di pesawat.”
Gue langsung deg-degan.
Ya
abis gimana, ya. gue takut gak ngenalin Daus karena Daus ini termasuk tipe
orang yang wajahnya gampang berubah tergantung model rambutnya.
Gue
gak mau aja ketipu sama orang yang antara di foto dan aslinya beda. Kalo ketipu
sama cewek ya wajar karena sudah banyak aplikasi edit foto. LAH INI MASA KETIPU
SAMA COWOK.
Perasaan
deg-degan itu kembali muncul saat gue tiba di bandara. Daus nge-chat gue: “Yog, ini gue sudah landing. Lu di mana?”
Dengan
jantung berdebar hebat, gue balas, “Baru sampe di parkiran. Lo tunggu aja di
depan pintu kedatangan, Us.”
Belum
ada semenit, chat gue sudah dibalas
Daus. “Gue masih nunggu bagasi. Oke, ketemu di depan pintu aja.”
Gue
melangkahkan kaki meninggalkan parkiran dan menuju ke dalam bandara, selang
beberapa menit, langkah gue terhenti di sekitaran pintu kedatangan. Sengaja sih
biar gue bisa memantau bagaimana penampilan Daus saat datang. Kalo style-nya senorak nama blognya, tentu
saja gue akan balik arah menuju parkiran dengan kecepatan lari 100 km/jam.
Sekitar
10 menit gue berdiri, mata gue belum menemukan sosok lelaki yang mirip Daus.
Hingga akhirnya Daus nge-chat gue
lagi: “Sudah beres nih ambil bagasi, lo di mana Yog?”
“Di
deket pintu kedatangan, Us.”
“Ini
gue sudah di luar pintu kedatangan, lo yang di mana?”
Gue
tolah-toleh mencari sesuatu yang bisa dijadikan patokan oleh Daus untuk
menemukan gue. Chat Daus pun segera
gue balas.
“Gue
yang di sebelah supir taksi gelap, Us.”
“YA
MANA GUE TAU SUPIR TAKSI GELAP ITU YANG MANA BANGKAY…”
Ah!
Daus emang payah. Masa gak tau sih?! Akhirnya gue ngasih patokan lain yang
lebih gampang. “Gue di seberang Roti O. Deket pilar.”
Dari
kejauhan gue melihat sosok lelaki sedang mendorong troli penuh dengan koper dan
kardus, tangan kanannya sibuk memegang hp dan pandangannya sesekali bergantian
memandangi layar hp dan sekelilingnya, seperti sedang mencari sesuatu. Gue tau
kalo itu Daus. Untung aja saat itu Daus berpakaian normal, bukan seperti ini.
Kalo
enggak, gue sudah lari dan pura-pura gak kenal dan meng-kick Daus dari grup WPS.
Daus
pun sadar dengan sosok gue di dekat pilar, gue mendatangi dia dan mengajaknya
salaman.
“Yoga,
ya?” Tanya Daus. Gue jawab dengan menaikkan alis gue yang berarti: YAIYALAH GUE
YOGA, LO KAN JANJIAN KETEMUNYA SAMA GUE.
Sambil
salaman, gue melirik ke arah kanan gue, menuju pilar tempat tadi gue berdiri.
“Bapak itu supir taksi gelap.” Kata gue, tanpa suara.
“….”
Seperti
kopdar dengan blogger sebelum-sebelumnya, pertemuan ini berakhir dengan ngobrol
di… KFC. Cukup lama gue dan Daus ngobrol dan topiknya seputar cari kerja karena
kami kebetulan seangkatan dan senasib sepenanggungan. Setelah ngobrol selama
kurang lebih 2 jam lebih, setelah salat zuhur, Daus pergi naik travel menuju
Samarinda dan memulai hidup baru di sana.
2. Ichakhai :v
Jika
sebelum-sebelumnya gue selalu kopdar sama blogger cowok, di bulan September gue
bertemu dengan sang blogger maksiat asal Samarinda, Icha Hairunnisa a.k.a Icha
Khalifa a.k.a Ichakhai.
Buat
yang belum tau siapa dia, semoga review dari pembaca blognya ini bisa
mencerahkan:
Gue
awalnya gak tau kalo Ichakhai lagi di Balikpapan karena dia juga gak ada
hubungin gue kayak blogger-blogger lain. Gue tau dia lagi di Balikpapan karena pas
malam harinya gue baca twitnya yang ngeluh sudah jauh-jauh ke Balikpapan untuk
nonton Bad Genius di CGV (karena di Samarinda gak ada CGV), ternyata filmnya
sudah gak sayang, eh, tayang.
Sebagai
orang yang baik hati dan berbudi pekerti luhur tentunya melihat kondisi
Ichakhai, gue langsung mention dia: MAMPUS! RASAKAN! SUKURIN!!!
Ichakhai
ke Balikpapan ternyata bersama temannya, Dita, dan juga adiknya, Nanda. Dari
situlah niat untuk mengajak kopdar timbul.
Gue:
“Cha, besok agenda ke mana? Mau meet up
gak?”
Ichakhai:
“Mau keliling Balikpapan sih. Boleh, yuk di mana, Yogs?”
Gue:
“Bebas sih mau di mana, yang penting ada Nandanya. Kamunya gak ada juga gapapa,
yang penting ada Nanda.”
Ichakhai:
“BAJINGAK!!!”
Iya,
gue pengin ketemu Nandanya doang sih, bukan Ichakhai-nya.
Nah,
sudah tau kan kenapa gue lebih pengin ketemu Nanda?
Lanjut.
Ichakhai
nanya-nanya ke gue tentang daerah yang bagus untuk dikunjungi karena katanya kan
besok (hari Minggu) dia pengin jalan-jalan keliling Balikpapan, baru kembali ke
Samarinda pukul 4 sore.
“Kamu
nginap di mana?” Tanya gue.
“Di
guest house xxx sih ini. Daerah Klandasan. Tau?”
Bukan,
xxx itu bukan berarti guest housenya sarang maksiat, itu cuma nama samaran aja.
“Aku
gak tau itu kamu nginap di mana, tapi kalo kamu nginap di daerah Klandasan,
paling banter ke Kemala beach, soalnya tempat wisata di Balikpapan itu di
daerah Balikpapan timur dan Utara. Itu kamu lagi di tengah kota.” Jelas gue,
panjang lebar.
Sengaja
gue arahin ke pantai sih karena tau di Samarinda gak ada pantai, jadi apapun
tempat liburannya, pasti yang dicari pantai.
“Jauh
gak kemala beach dari Klandasan, Yogs?”
“10
menit kalo naik motor, sekali kalo naik angkot, sejam kalo jalan kaki.”
“Yaudah
kita kopdar di pantai aja, Yogs.”
Yah
daripada KFC lagi, gue mengiyakan aja. Kasihan juga anak Samarinda ini sudah
jauh-jauh ke Balikpapan masa gak ke pantai. Belum lagi potensi untuk melihat
Nanda berbikini ria dan berlari di pinggir pantai a la film Baywatch. Alasan yang terakhir sih sebenernya yang paling
utama.
“Jam
berapa, Yogs?” tanyanya lagi.
Gue
mengingat agenda gue. Ada acara komunitas jam 4 sore. Karena rumah gue lumayan
jauh dari kota dan bolak-balik itu perlu tenaga, gue ajak pukul 10 pagi. Biar
siangnya bisa istirahat terus sorenya pergi lagi.
“Jam
10 rencananya mau sarapan di mekdi, Yogs. Apa kopdar di mekdi aja?”
“….”
Akhirnya
fix kopdar di mekdi, jam 10. Yang penting bukan kaepci lagi.
Besoknya
paginya, alias hari H, Balikpapan diguyur hujan deras. Hari minggu, hujan
deras, sebuah kombinasi yang apik sekali kan untuk ngulet seharian di kasur?
Hujannya benar-benar deras, gak ada tanda-tanda bakal reda dengan cepat. Gue
jadi curiga kota Balikpapan dikutuk karena kedatangan blogger maksiat asal
Samarinda.
Sekitar
pukul 12 siang, hujan mulai reda, berganti menjadi gerimis.
“Jadi
gimana, Yogs? Ke pantai aja kah?” chat
dari Ichakhai masuk ke hp gue.
“Ini
kamu di mana?”
“Ini
di Mekdi, sama Dita.”
“Loh
Nanda ke mana?”
“Nanda
jalan sama pacarnya, Yogs.”
JALAN. SAMA. PACARNYA.
(((JALAN
SAMA PACARNYA)))
YA
AMPUN JADI GAK SEMANGAT KOPDAR RASANYA.
“Gimana,
Yogs? Jadi?”
“Di Mekdi
aja deh. Pantai abis hujan seharian gini mah gak bagus.”
Itu
balasan gue sok diplomatis banget. Padahal karena pupus sudah harapan ketemu
Nanda lari-lari berbikini ria.
Gue
langsung siap-siap, ganti baju, pake parfum, bawa obat bius dan pergi ke Mekdi.
Sekitar 30 menit kemudian gue sampai di mall. Gue langsung chat Ichakhai, “Aku
baru sampai. Kamu di Mekdi bagian mana? Di dalam, di luar atau di muka?”
Gak
sampai blognya Ichakhai diblokir pemerintah, chat gue langsung dibalas: “di
perut.”
“Okesip.”
Begitu
sampai di depan pintu masuk mekdi, gue malah baru deg-degan. Ini pertama
kalinya gue kopdar sama blogger cewek mesum, terus gue juga pengalaman
memalukan kalo ketemu blogger samarinda sebelumnya yaitu Iksan AyamSakit yang
nawarin video Fake Taxi di KFC
dengan suaranya yang kayak pake toa.
Ya
gue takut aja Ichakhai kaget saat pertama kali melihat sosok gue lalu nunjuk
gue dari jauh dan teriak, “IHHHH BUNGAAAASSSNYAAAAA!!!”*
Atau
dengan kata lain, gue takut dia norak dan bikin malu.
Dengan
menghela nafas, gue buka pintu mekdi dan masuk ke lantai atas mekdi, melihat
sekeliling. Hasilnya: Nihil. Tidak ada bau-bau kemesuman di sini.
Gue
turun ke lantai bawah, menuruni tangga dengan perlahan, sambil kembali melihat sekitar
gue. Tiba di anak tangga terakhir, lagi-lagi gue tidak menemukan bau-bau
kemesuman maupun kemaksiatan. Kaki gue bergerak menuju bagian pemesanan
makanan, tentunya sambil melirik ke bagian luar. Pas noleh, ada cewek, pendek,
bejilbab, pake topi lagi dadah-dadah dengan heboh ke arah gue. Mata kami
bertemu. Dia makin heboh dadah-dadahnya.
OH
GOD.
MAU
PURA-PURA GAK KENAL TAPI YA GUE TERLANJUR NOLEH.
MAU
KABUR TAPI DIA TAU KALO GUE NGELIAT DIA.
Berhubung
kalo gue acuhkan kayaknya dia makin heboh dan mulai menarik perhatian
pengunjung lain, gue pindah haluan dari yang mau pesen makanan dulu menjadi ke
luar agar supaya anak samarinda ini berhenti bikin malu.
…Dan
beneran, tau gue pergi ke arahnya, dia langsung duduk.
Gue
ke mekdi bagian luar, menuju meja dia. Di sana sudah ada Ichakhai lagi duduk
dengan satu kakinya naik ke lengan kursi besi mekdi. Iya, semacam
semi-ngangkang gitu lah. Entah apa visi misinya dia duduk begitu, apa
jangan-jangan dia terinspirasi film The Wolf of Wall Street?
Kesan
pertama gue saat ketemu Ichakhai adalah gue gak nyangka ternyata dia kecil
banget. Bukan, ini bukan ngomongin soal buah dada, tapi badan secara
keseluruhan. Melihat Ichakhai duduk sendirian di Mekdi, lebih mirip anak SD
yang ditinggal orang tuanya shopping. Gue juga gak nyangka, di balik tubuh
seupil dia, bisa tercipta sebuah blog sarang maksiat yang berpotensi merusak
generasi muda coy.
“Hai.”
Sapa gue.
“Haaaiii…”
balas dia, sambil melepas earphone-nya
dari dalam jilbabnya.
“Mana
temenmu, si Dita?”
“Itu
lagi di pojokan, nge-charge hapenya.”
Tunjuk Ichakhai.
Gue
menoleh ke arah yang ditunjukkan dia. “Yang di sebelah om-om main hp itu?”
“Iya.
Kira-kira om itu ngapain, ya?”
“Buka bigolive, sambil ngetik, ‘ayo buka dikit dong… buka….’ Ehe.”
Ichakhai
tersenyum penuh kemesuman mendengar jawaban gue.
Gue
menaruh tas, melepas jaket, mengambil dompet dari dalam tas, menawarkan untuk check
in pesan makan, “Aku mau pesen, mau titip?”
Dia
menggeleng.
Beberapa
menit kemudian gue kembali dengan nampan di tangan, selanjutnya kami ngobrolin
banyak hal (yang tentu saja sangat tidak direkomendasikan untuk ditulis di sini)
sampai pukul 4 kurang. Yeah, bener-bener gak kerasa ngobrol selama itu padahal
baru pertama kali ketemu. Gue pun kemudian pamit untuk pergi ke acara komunitas
dan Ichakhai siap-siap menuju terminal untuk balik ke Samarinda.
*****
Entahlah
di tahun 2018 ini gue bakal ketemu siapa lagi. Semoga makin banyak temen
blogger yang main ke Balikpapan dan bisa ngobrol langsung secara nyata, gak
hanya di dunia maya atau chatting doang. Kalo ada temen blogger/twitter yang
main ke Balikpapan, kabarin aja, ya! Nanti kita atur waktu untuk
ngobrol-ngobrol dan gue hipnotis. Yuhuuuu~
Nb:
Oiya,
di WPS sendiri cuma Iksan yang sudah pernah bertemu dengan semua anggotanya.
Iksan
sudah pernah ketemu gue di Balikpapan, Daus di Malang dan Adi di Jakarta.
Daus
sudah pernah ketemu Iksan dan gue.
Gue
sudah pernah ketemu Iksan dan Daus.
Adi
cuma pernah ketemu Iksan. Sedih.
Nb lagi:
Bungas
itu bahasa Banjar yang artinya cakep (bisa cantik atau ganteng, tergantung
untuk siapa kata itu diucapkan). Kebanyakan orang Samarinda masih memakai bahasa Banjar di kehidupan sehari-harinya. Nice info, kan?
---
Sumber
gambar:https://agentsandseers.wordpress.com/2014/04/08/the-wolf-of-wall-street-and-the-new-cinema-of-excess/
22 comments
Mengharukan. ðŸ˜
ReplyGagal pertamax
ReplyKenapa foto Daus yang gonta-ganti rambut itu masih selalu lucu, sih. XD Sesuatubangetsob akhirnya ganti. Alhamdulillah~
ReplyNggak usah ke Balikpapan kalo gitu, ah. Icha aja dibilang anak SD. Terus saya yang kurusnya nggak jauh beda begini paling nanti dikatain anak SMP. :(
Foto Daus tetep bikin ngakak! HAHAHA
ReplyBegitu ada adegan Daus sesuatu sob salaman dengan Yoga sang blogger mesum, itu "Sweeet."
ReplyTAPI TOLONG YA INI KENAPA PAS BAGIAN KOPDAR SAMA AKU KOK BANYAK FITNAHNYA SIK? Heh, aku tuh nggak pendek ya, Yogs. Bangke beneeeer. Terus aku naikin dua kaki ke satu lengan kursi besi mekdi. BUKAN SATU KAKI YA. TERUS AKU NGGAK DADAH-DADAH HEBOH. AKU KALEM. HHHHH. INI TULISAN HARUSNYA DITINDAK PIDANA PASAL 310 KUHP PENCEMARAN NAMA BAIK.
OH IYA SATU LAGI. Kayak anak SD ditinggal orangtuanya shopping bijimu diamputasi!
Btw gantian dongs ke Samarinda. Ke Alaya lagi, Yogs. Terus aku bawa muter-muter sampe nyasar terus aku turunin kamu terus aku tinggal. Mhuahahaha.
pas Daus ganti alamat blog, gue berenti baca sebentar, buat ketawa. anjir.. haha.
Replypas kopdar sama Ica, seru juga ternyata aibnya.
pasti kelanjutan cerita tidak sampai di sini saja kan? (jangan lupakan obat bius yg dibawa Yoga.)
ReplySeiring dengan kepindahan Daus menuju tempat yang lebih baik (bukan makam), kayaknya kita harus ganti nama jadi: Wahai Para Sohibul...
ReplyKasian daus. :(
eh udh pernah ke bandung belon pang???
Replyahahhahha
Ya Allah ya Tuhan...ketawa ngikik-ngikik baca tulisan ini.
ReplyGanti alamat blog lah,
Hujan gegara kedatangan si Icha lah,
Kopdar yang cuma di KFC mulu lah,
Seqian...
HAHAHAHAHATAEEE YOGA TAEEEKK!! SUEK!
ReplyYawlaa mau mara mara aja rasanya abis baca tulisan ini. Btw, kujuga mau ketemu Ichakhaaii:(
Tolong dong, lain kali kalo mau kopdar coba sesekali ke luar pulau. Tengs.
Aku juga mikir gini lho, mbak Dilan. Eh Dian.
ReplyBener bener postingan bersahabat,,sukses selalu ngeblog nya Gan
Reply(((SESUATU BANGET SOB))) HAHAHAHA. Barusan juga ngecek SalahTulis.com malah tulisan dewa semua.
ReplyLah, ini baca semua komentar bikin iri. Banyak yang udah kopdar saling kenalan sudah via dunia nyata. Seru banget pasti.
Kira-kira kurang ajar nggak ya gue gara-gara ngakak di 4 frame hairstyle nya Daus wkwkwkwk
Replyaku tiap mau kopdar sama temen2 dunia maya selalu kepikiran 'aduh, mukaku udah sama kaya di foto belom yah..' huhuhu :(
Replydulu pas smp aku punya temen anak banjarmasin, namanya bungas. terus temen2 yang lainnya suka kesel dan ga terima kalo harus manggil dia bungas x))
Ayolah kita kumpul di Samarinda~
ReplyMasih eksis aja itu foto ya Allah :')
ReplyGaya rambutnya keren amat mas.
ReplyMas Yog nggak mau ikutan gaya rambutnya kayak gitu kah?
Rambutnya Om daus ganteng y
Replypontianak dong :D
Replykira2 sekarang model rambutnya kaya gimana ya :D
ReplyPost a Comment
Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca postingan gue. Gak perlu ninggalin link blog untuk dapet feedback, karena dari komentar kalian pasti dapet feedback yang sepadan kok.
Terima kasih!