Tadi dari balkon rumah gue ngeliat gerombolan anak SMP pulang sekolah dengan cara
jalan kaki.
Sebuah pemandangan yang kayaknya sudah jarang banget gue liat dalam beberapa tahun ke belakang. Soalnya, sekarang ini gue lebih sering ngeliat anak SMP pulang sekolah naik tank.
Ya enggaklah!
Naik motor motor maksud gue, padahal kan secara
hukum seharusnya mereka belum boleh.
Anak-anak
SMP itu harusnya pulang sekolah kalo gak naik angkutan umum, dijemput orang
tua/ojek, ya… jalan kaki. Apapun alasannya, mereka belum boleh mengendarai sepeda
motor sendiri. Entah karena emang skill
mengendarai motornya udah kayak Valentino Rossi atau emang orang tuanya yang
terlalu memanjakan anaknya, menurut gue anak SMP yang mengendarai motor itu
salah. Apalagi dia naik motornya dengan posisi kayang.
Selain
gak suka dengan anak SMP yang naik motor, gue juga jadi kasihan sama mereka.
Kasihan dalam artian mereka enggak bisa merasakan kenikmatan pulang sekolah berjalan
kaki.
Ketika
memutuskan pulang berjalan kaki, ada banyak cerita dan kegiatan yang muncul. Bandingkan
dengan naik motor? Paling ceritanya cuma ban bocor, kehabisan bensin, ditabrak
tronton. Udah! Gak seru!
Gue
sendiri dulu pas SMP pulang sekolah ya jalan kaki. Padahal jarak SMP dengan
sekolah gue itu jauh. Kalo di usia sekarang gue disuruh jalan kaki dari SMP ke
rumah, baru setengah jalan juga gue bakal order ojek online. Hebatnya kok dulu
gue kuat, ya?
Dari
SMP yang letaknya ada di sekitar perumahan, kami akan berjalan ke luar menuju
jalan umum, lalu menyebrang dan berjalan melewati pasar, setelahnya kami akan
berjalan lurus mengikuti jalan hingga kami akan berpisah satu per satu karena
emang rumah kami semua se-arah tapi beda daerah perumahan.
Serius,
gue kalo lagi naik motor kadang suka mikir, “Dulu kemana-mana jalan kaki, kok
kuat ya? Sekarang mah biar naik motor aja masih kerasa capek.”
Gue
jadi flashback ke masa SMP gue dulu dan sepertinya mendapatkan jawaban dari
pertanyaan gue tadi. Mungkin alasan kenapa dulu gue kuat jalan kaki ya karena
gue selalu pulang beramai-ramai bersama teman gue. Jadinya sepanjang jalan
menuju rumah kami saling bertukar cerita atau melakukan banyak kegiatan bodoh,
kayak gini…