“Skripsi
sudah selesai?”
“Kapan
lulus?”
“Masih
idup lo?”
Setelah
kita berhasil lulus dari segala macam hal yang berhubungan dengan skripsi
terkutuk itu, apakah kita akan merdeka? Oh jelas tidak sodara-sodaraaaa! Kita
akan kembali mendapatkan pertanyaan yang lebih menyayat hati.
“Oh
udah lulus? Kerja di mana sekarang?”
Biarkan
gue menarik nafas panjang dulu.
.
.
.
.
HABIS
LULUS KULIAH BELUM TENTU LANGSUNG DAPAT KERJA WOY DASAR TITISAN DAJJAL!!!
KALO
NANYA COBA TOLONG MULUTNYA DIKONDISIKAN DULU!
PATAR
PATAR TOLONG MONITOR!!!
Huh,
itulah yang kadang gue alami sebagai mahasiswa yang sedang menunggu waktu
wisuda. Rasanya, ada sedikit ‘tekanan’ hidup setiap bertemu dengan orang, takut
ditanyain dengan pertanyaan begitu terus menerus, gue emosi, berubah jadi
makhluk hijau raksasa dan menghancurkan kota. :’)
Makanya,
pas kemaren ada tawaran job part-time, gue ambil aja. Lumayan lah, biar
produktif dikit, selain itu honornya juga lebih gede dan lebih cepet cair
daripada nerima job review di blog.
Kerjaan
yang akan gue lakukan cukup sederhana: menjadi pengawas ujian selama 3 hari di
SMA atau SMP yang diadakan oleh PUSPENDIK.
Tentunya
gue terima job ini dengan alasan:
1.
Gue butuh duit
2.
Gue gak ada kerjaan juga
3.
Sekalian cuci mata ngeliatin dedek-dedek gemes SMA
By the way, bisa dibilang gue udah lumayan
berpengalaman kok menjadi pengawas ujian-ujian gini. Gue pernah 2 kali (tahun
2012 dan 2015) menjadi pengawas ujian yang diadakan oleh PUSPENDIK ini. Nah, yang
jadi masalah adalah jika dulu gue mengawasi ujian yang masih hitam-hitamin
Lembar Kerja Komputer alias LJK, maka untuk tahun ini, ujiannya menggunakan sistem
CBT.
Nah, apakah CBT itu jenis makanan? Jelas bukan. CBT itu artinya Computer Based Test, yang berarti gue akan mengawasi ujian yang menggunakan komputer. Jadi, mereka gak perlu buka-buka lembaran soal karena soalnya sudah ada di komputer. Gokil gak tuh?
Mengetahui
kenyataan bahwa anak-anak SMA zaman sekarang ujiannya pake komputer begini,
lalu inget dulu gue ujiannya masih hitam-hitamin LJK, soal UN-nya 5 paket, suka
naruh Koran di meja pengawas biar pengawasnya gagal fokus, seketika gue merasa
meng-iya-kan job ini adalah sebuah kesalahan. Kan gue sama sekali gak
berpengalaman soal ujian menggunakan komputer gini.
GIMANA
KALO PAS GUE NGAWAS KOMPUTERNYA ERROR?!
GIMANA
KALO PAS GUE NGAWAS KOMPUTERNYA DI-HACK DAN JADINYA MALAH NYETEL BOKEP JEPANG?!
GIMANA
KALO PAS GUE NGAWAS KOMPUTERNYA DIAM-DIAM DIJUAL SISWA?!
Asli,
ketakutan-ketakutan itu terus membayangi gue, sampai akhirnya tiba juga hari di
mana akan diadakan pertemuan untuk pembahasan teknis pelaksaan ujian ini di
Aula Dinas Pendidikan pukul 11 pagi. Technical Meeting
gitu ceritanya.
Pagi
itu gue sampai di kantor dinas pendidikan pukul 10.50, gue berprinsip lebih
baik menunggu daripada ditunggu, lebih baik datang lebih awal daripada telat,
lebih baik sendiri daripada disakiti.
Begitu
sampai di dalam kantor dinas pendidikan, di sana sudah rame temen-temen gue
ngumpul. Mereka duduk diem aja gitu kayak gambar .jpg.
“Belum
mulai? Kok gak naik ke lantai atas? Aulanya di atas, kan?” Tanya gue, heran.
“Acaranya
diundur jadi jam 2 siang.” Jawab salah seorang temen gue. “Pulang dulu yok.”
“….”
Inginku
berkata kasar tapi apa daya aku butuh kerjaan dan uangnya. :’)
*****
Pukul 2 siang, Aula
Diknas, Rapat teknis pelaksanaan ujian CBT
Yha.
Akhirnya rapatnya dimulai juga. Ternyata yang diundang rapat gak hanya para
mahasiswa yang akan menjadi pengawas, tetapi juga para kepala sekolah dan
proktor tiap sekolah.
Nah,
apapula proktor itu? Bukan, proktor itu bukan sekelompok ormas yang pro
orang-orang berpikiran kotor. Jadi, proktor itu semacam ahli IT dari tiap
sekolah. Dia yang bertanggung jawab dengan komputer yang mengalami kendala pada
saat ujian CBT dilakukan, dan si proktor ini bakal ada di dalam ruang ujian
bersama pengawas alias gue. Dengan ini, ketakutan-ketakutan gue tadi langsung
hilang seketika.
….Kecuali
ketakutan ketiga, bisa aja para siswa yang ujian membuat gue dan proktor
pingsan, lalu mereka menjual komputer-komputernya ke pasar gelap, kemudian
untuk menghilangkan jejak mereka memalsukan kematiannya, hidup bahagia di luar
negeri dengan identitas baru dan uang hasil jual komputer sekolah.
Di
rapat ini juga ditentukan gue akan bertugas di sekolah mana, lalu dijelaskan
tugas gue dan temen-temen lainnya sebagai pengawas, banyak sih tugasnya tapi tugas
yang penting banget sebagai berikut:
1.
Mengawasi jalannya ujian
2.
Mengumpulkan daftar hadir peserta ujian
3.
Mengumpulkan berita acara jalannya ujian
4.
Mengumpulkan kertas buram hasil dari peserta ujian saat mengerjakan soal
hitungan (metik, fisika, kimia, ekonomi. Mungkin biar gak ada yang mencatat
soalnya karena soal yang diujikan ini bisa keluar di ujian nasional)
5.
Mendokumentasikan penghapusan soal ujian
6.
Membunuh Dajjal
“Pokoknya
kalian gak perlu takut atau bingung, kalian cuma duduk mengawasi saja, yang
paling sibuk nanti itu proktor.” Kata si Ibu dari puspendik.
Kurang
asoy apa coba duduk doang dapet duit? Muahahahaha!
Si
ibu dari puspendik melanjutkan, “Selesai mengawas di hari terakhir, bawa
berkas-berkas itu ke hotel tempat kami menginap.”
“Termasuk
kertas buramnya, Bu?”
“Iyah. Pokoknya semuanya.”
Kami
semua mengangguk. Berdasarkan pengalaman sebelum-sebelumnya, honor itu
dibayarkan setelah kami mengumpulkan berkasnya. Bau-bau duit tercium tajam
sekali. Gue siap menjadi pengawas!
Hari pertama
ngawas
Setiap
harinya ujian berlangsung 2 sesi. Sesi pertama pukul 08.00-10.00 dan sesi kedua
pukul 10.30-12.30.
Hari
pertama ini mata pelajaran yang diujikan adalah bahasa Indonesia dan bahasa
inggris. Gue prediksi sih ujian hari ini bakal berlangsung cepat dan tanpa
terjadi kendala apa-apa.
Ternyata
prediksi gue salah sodara-sodaraaaaa…
Sampai
di sekolah tempat gue bertugas, ternyata ruang yang dipakai ujian ada… 2
ruangan, sedangkan pengawasnya… gue seorang. Mending kalo ruangan yang dipakai
itu sebelahan, INI BEDA LANTAI, CUY! Emangnya gue amoeba apa yang bisa membelah
diri?!
Gue langsung buka google dan memasukan keyword: tutorial membelah diri. Ya enggaklah, gue langsung menanyakan ke proktor utama apakah di lantai atas, pihak sekolah menyediakan
pengawas dari internal gitu kayak guru, staff TU atau Limbad, ternyata mereka
enggak nyiapin, di atas cuma ada proktor dan teknisi. “Entar mas fleksibel aja
ngawasnya, kalo di ruangan sini suasananya kondusif, mas naik ke lantai atas,
bolak balik aja gapapa.” Kata beliau.
(((FLEKSIBEL)))
(((NAIK
KE LANTAI ATAS)))
(((BOLAK
BALIK AJA GAPAPA)))
BOLAK
BALIK NAIK TANGGA INI GAK ADA DI RAPAT KEMAREN YA ALLAH…
KASIAN
BETIS-BETISKU INI KALO TIGA HARI NAIK TURUN TANGGA. :’)
Yaudahlah,
gue terima aja kenyataan ini. Siapa tau di ruang atas murid-muridnya lebih
bikin seger mata.
Untungnya,
di ujian hari pertama ini gue berpasangan dengan proktor yang responsif abis. Si
Ibu proktor ini bener-bener mengerti jobdesc-nya,
beliau yang keliling meminta tanda tangan peserta ujian, beliau juga yang
mengisi berita acaranya, pas gue mau bantuin malah dilarang, “Mas kan pengawas,
biar saya aja. Mas duduk aja.”
Asoy
abis.
Hari
pertama mengawas berakhir dengan bahagia.
Hari kedua
mengawas
Hari
kedua ini gue nobatkan sebagai hari sial. Gue datang ke sekolah hujan-hujanan,
kejebak macet pula gara-gara ada jalanan yang diperbaiki. Pas sampai
sekolahnya, di sana gak hujan. *banting jas hujan*
Tidak
cukup hanya sampai di kombinasi kehujanan dan kejebak macet, ujian kali ini
proktornya ganti. Beliau seorang guru muda yang cantik, tapi… agak pasif.
Setengah jam ujian berlangsung, daftar hadir dan berita acara belum tersentuh
sama sekali di atas meja.
Mau
gue tegur, gak enak karena beliau guru.
Mau
gue diemin, entar itu daftar hadir dan berita acara malah kosong melompong
sampai ujian selesai.
Mungkin
beliau mengira itu tugas gue. Mau negur gue juga gak enak. Akhirnya kita
diem-dieman, udah kayak orang pacaran lagi berantem, padahal masih saling
sayang dan peduli.
Sebagai
lelaki macho, ya akhirnya gue mengalah. Gue yang keliling meminta tanda tangan
siswa, membuat berita acara dan mengumpulkan kertas buram karena hari kedua ini
pelajaran matematika ipa dan fisika.
Di
lantai atas pun begitu. Gue juga yang keliling ngumpulin tanda tangan, berita
acara dan kertas buram hasil dari ujian matematika ips dan ekonomi. INI
KAYAKNYA PADA KOMPAKAN BIKIN GUE MENDERITA DEH, YA!
Hari
kedua ini gue pulang dengan tas yang gedenya mirip tempurung kura-kura ninja
karena tas gue penuh dengan kertas buram. Bener-bener hari yang berat. :’)
Hari ketiga ngawas.
Hari
ini jelas gue semangat dong. Hari terakhir woy! Bau-bau duit makin tercium
tajam di hidung gue.
Hari
ini di ruangan bawah ujiannya kimia dan biologi, sedangkan di ruang atas
sosiologi dan geografi.
Alhamdulillah-nya
adalah gue kembali dipasangkan dengan ibu proktor yang responsif di hari
pertama. Gue akhirnya bisa agak santai karena duduk doang. Ehe. Gue mengecek ke
ruang atas, daftar hadir dan berita acara sudah beres juga. Gue langsung sujud
syukur. GINI DONG! KAN JADI SEMANGAT GUE HUAHAHAHA!
Sesi
1 pun selesai. Gue bener-bener gak sabar untuk masuk ke sesi 2. Karena apa?
Pertanyaan bagus! Selesai sesi 2, gue langsung menuju hotel dan menerima honor
gue. Keadaan dompet akan sehat kembali. Bayangan gue lagi jalan sambil
buang-buang duit 100 ribuan diiringi lagunya Snoop dogg – Smoke Weed Everyday
langsung muncul di kepala gue.
Pukul
10.30, para peserta ujian sudah berada di ruang ujian. Setelah log-in, mereka
mulai mengerjakan soal yang ada di layar komputernya masing-masing. 10 menit
berlalu, wajah-wajah serius tergambar jelas di wajah mereka. Mata mereka beradu
dengan cahaya yang keluar dari layar komputer. Tiba-tiba wajah mereka yang
tadinya tersorot cahaya layar komputer mendadak menjadi gelap.
“YAAAAH….
MATI LISTRIK!” jerit mereka bersamaan.
Gue
terdiam. Pengin nyetel lagu kematian.
OH
GOD. WHY?
Para
siswa panik, takut jawabannya tidak tersimpan. Sedangkan gue panik, takut mati
listriknya lama, makin lama juga tugas mengawas ujian ini. Kalo mati listriknya
sampe 4 jam gimana?! Bau-bau duit yang akan gue terima 2 jam lagi tiba-tiba
memudar.
“Tenang!
Tenang! Bapak nyalakan dulu gensetnya!” kata si bapak proktor utama, disusul
langkahnya ke luar ruangan dengan tergesa-gesa.
Beberapa
menit kemudian lampu dan komputer mulai menyala satu per satu. Gue langsung
sujud syukur. Para siswa dengan semangat 69 segera log-in ulang dan kembali
mengerjakan soalnya, untungnya mereka tidak perlu mengulang mengerjakan dari
awal. Gue kembali duduk dan mengawasi. Belum ada 5 menit, komputer mereka pada
mati lagi.
Pokoknya
kejadian ini berulang kali terjadi, sekitar 4-5 kali. Para siswa mulai kesel
dan menunjukkan tanda-tanda berubah menjadi makhluk hijau raksasa dan mengamuk
menghancurkan kota.
“Kayaknya
kalo menyalakan 2 ruangan, gensetnya gak kuat nih, Mas.” Kata si bapak proktor
utama.
“Ja-jadi
bagaimana, Pak?” Tanya gue.
“Kayaknya
ujiannya memakai satu ruangan saja dulu.” Jawab si bapak proktor utama. “Jadi
yang di atas kita hentikan dulu. Tunggu yang ada di ruangan ini selesai, baru
mereka mulai lagi habis dzuhur.”
Gue
mencoba mencerna baik-baik perkataan si bapak proktor utama dan mendapat
kesimpulan bahwa… HARI INI SAMA AJA ADA 3 SESI UJIAN!
JIKA
SATU SESI MEMAKAN WAKTU 2 JAM, ARTINYA GUE BAKAL SELESAI NGAWAS PUKUL 3 SORE.
Inginku
pulang dan tidur siang tapi ini hari terakhir ngawas, coy! Hari terakhir! Honor
dibayar di hari terakhir!!!
Dengan
senyum yang dipalsukan, akhirnya gue setuju-setuju aja.
Sesuai
prediksi… gue baru kelar mengurus segala kelengkapan berkasnya pukul 3 sore.
Tidak ada hal yang lebih membahagiakan saat itu selain saat para siswa satu per
satu meninggalkan ruangan ujian. Penghapusan soal ujian menjadi penanda
berakhirnya tugas gue.
Gue
segera mengumpulan semua berkas-berkas yang diperlukan. Berkas 3 hari, ditambah
kertas buram selama 2 hari, membuat tas gue bener-bener penuh dan berat.
Dari
sekolah gue langsung menuju hotel tempat tim puspendik menginap. Jarak sekolah
tempat gue bertugas dengan hotel lumayan jauh. 45 menitan kalo gak macet dan
gak ada mbak-mbak bohay pake baju ketat naik motor matic di depan gue.
Hotel
Sampai
di hotel, gue liat mantan sama pacarnya check out. YA ENGGAKLAH! Gue bertemu
temen-temen lainnya dan saling bertukar cerita, ternyata yang mengalami
kejadian nista mati listrik saat ujian gak hanya gue. Ada beberapa temen yang
mengalaminya juga. Yaudahlah, ini gak penting, kenapa? Pertanyaan bagus! Karena
yang penting saat ini adalah honor!
Bertemu dengan tim puspendik, gue
mengeluarkan berkas gue dan menyerahkannya ke tim puspendik. Beliau mengecek
satu per satu dan tidak ada masalah. Gue menandatangani beberapa dokumen dan
akhirnya… yang gue tunggu-tunggu! Perjuangan 3 hari ini! Bau yang sudah gue
kenal betul!
Sebuah
amplop berpindah tangan dari tim puspendik ke gue. Money, come to papa! Gue melipat amplop berisi honor gue menjadi 16
bagian, oke enggak, 2 bagian dan menaruhnya di kantong kiri kemeja gue. Sebelum
mengangkat pantat dari sofa, gue baru ingat satu hal. “Oh iya, Bu, kertas
buramnya saya kumpulkan di mana, ya?”
Si
ibu dari tim puspendik tampak berpikir sebentar, lalu menjawab dengan
entengnya, “Kertas buramnya tolong dibuangin ya, Mas Yoga.”
“….”
INI
HAMPIR SATU RIM LOH, BU!
INGINKU
BERKATA KASAR TAPI BARU DIKASIH DUIT SAMA MEREKA YA ALLAH!
*****
Yah…
begitulah akhirnya gue menghabiskan 3 hari menjadi pengawas. Keliatannya tugas
gue emang sepele tapi sebenernya capek juga. Capeknya cuma tiga sih.
1.
Bolak-balik naik tangga
2.
Ngumpulin dan memastikan berkas-berkasnya bener
3.
Bawa kertas buram yang ternyata enggak dibutuhin
Tapi
semua capek itu rasanya terbayar sama honor yang didapat. Emang ya, segala
urusan asal ada duitnya, jadi gak berasa capek. Kekuatan uang emang sulit untuk
dikalahkan sodara-sodaraaaa!
Yaudah,
mari hedon-hedon dulu.
*backsound: Snoop dogg – Smoke Weed Everyday*
67 comments
Pertamax!!
ReplyIca kali ngerasain duit ngawas. Ya mcflurry atawa apple pie mekdi icalah.
Masih mending dulu lo 5 paket. Lah gue 20 cok. Satu riangan beda semua. Bedebah sekali.
ReplyPantasan performa yoga 3 hari ini menurun, hmm tenrnyata lagi ena ena sama dedek kelas.
Ehh iya, iti kok tiba2 bisa ditawarin pusdiklat buat ngawas yog? Dibukan untuk bebas apa gimana.?
Awal lo jawab pertanyaan bagus ^___^
Ini yoga, pas momen kayak gini, jadi sasaran mudah bagi para penyamun.
ReplyWaspada yog, para penyamun itu bagaikan hiu di samudra, setetes darah pun bisa tercium dari jarak 15 mil, lha ini aroma duitnya sudah tercium begitu pekat aromanya, belum lagi kabar bahagia ini diposting di blog pribadi.
Jangan jangan para penyamunnya sudah membaca tulisan ini yog, jadi saran saya sih WASPADALAH! WASPADALAH!
yah..........gagal pertamax hehe
Replylo dapet uang berapa dari amplop itu?. terus uangnya mau lo apain?. dan kok eksperesinya pakai gambar cowok berjambul?, udah nggk pakai emotikon LINE?
Yah om apa apa juga ujungnya duit hihi tetep semangatttt. Bantu view dan likenya ya teman teman, makasihh https://youtu.be/kIRmXleH_FU
ReplyTutorial membelah diri ya bang :)
ReplyPengen nabok tapi apadaya daku tak mampu
Segemes apa bg dedek2 sma nya sampai terbayar capek lu baik turun tangga?
Ketat ga?ahahahahahahaha
Ku kira bakal ada poto dd dd gemas pake rok span.
ReplyKorban kurikulum 2013 nih wqwq
ReplyKalo boleh nanya ini ujian apaan, mas? Un kah? Atau uts/uas?
ReplyMasih mending ya cuma 5 paket soal, jamanku dulu 20 paket soal. Sama kayak icshan.
Bajilak tnan ogh!
((HEDON-HEDON)) anjis lah.
dapet yang ranum ngga kak?
ReplyAku mau nanya. Punya pacar gak, Yog? *ini serius*
ReplyIss jadi inget ngawas SNMPTN dulu. Ku dikira mau ujian jugak. Huh. *lambaikan kartu pengawas*
Btw uda suudzan aja maen ke hotel. Ternyata. Hotel. Dari. Kampus. Toh.
Ini gimana? Ok pertanyaan bagus..
ReplyDapet dedek2 emez gak?
Ini selama 3 hari ngawasin gak ada pengalaman sepik2 sama dedek2 di sekolah Yog? Segitu mindernya apa saking gak ada yang bikin meleleh?
ReplyLumayan kertas buramnya sisa ngerjain bisa dikiloin barangkali ada yang minat, jual online aja Yog ~
Emang yang namanya kerjaan sekalipun ngeselin tapi kalo bayarannya sepadan itu endingnya bahagia. Puas deh ~
Serius apa honornya lebih gede dan lebih cepet cair daripada nerima job review di blog?
ReplyAh, gak percaya. Lu pasti belum pernah terima job review dengan bayaran 3-5 juta, kan? Muahaha.
Taik bener ini dari tadi bahas Dajjal mulu. Gue curiga nih, Yog. Jangan-jangan lu itu pengikut Dajjal garis keras! Ya, kan?!
baru kemarin temen gue cerita suka dukanya ngawas dan ceritanya hampir sama kaya lu, ngomong-ngomong soal kertas buram lumayan lah lu dapet tambahan uang kalau lu bisa jual di online shop, haha
ReplyGua yang baru aja tahun ini ngerasain CBT tau banget rasanya jadi murid-murid itu saat mati lampu, bawaannya pasti pengen ngancurin komputernya, sekalianlah ga usah ulangan sama sekali.
ReplyEh tapi lu waktu ngawas digodain sama dedeq-dedeq gemez ga? Biasanya kan anak SMA doyan tuh sama guru-guru muda yang lucu gitu. *ini kenapa jadi nyebar aib temen sendiri*
Thats thug life, my brader......!!! :)))
ReplyBdw, itu ngawasin anak sma emangnya gk ada yg nyangkut dihati satupun? spertinya fokus tujuan nya emang cuman duit ya jog...
Klo boleh tau honor nya brapa jog?
Kalo niat mengerjakan, memang gak akan terasa capek. Uang itu kan cuma bonus. Bonus yang diharapkan.
ReplySeru juga jadi pengawas dedek-dedek gemes. Semester 5 pernah sih pengen ikut untuk jadi pengawas SMPTN di kampus, tapi gak diterima. Padahal kan mau ngeliat tampang sok serius calon mahasiswa.
Emm.. Jadi, dedek gemes mana yang berhasil di modusin?
Penyamun.
ReplyHa ha ha. Jadi gimana, selama tiga hari itu nemu gak siswi yang keren? Eh ngomong-ngomong, om cupang wisuda-nya udah belum sih?
ReplyAsyique nih, udah dapat job, meski masih part time tapi lumayan juga lahh bisa membungkam mereka-mereka yang nanyain aneh-aneh mulu.
ReplyHebat banget lah kamu Bang bisa mengawasi dua ruang kelas sekaligus begitu, udah ruangannya beda lantai pula.
Dan yang paling kampret emang urusan kertas buram itu sih. Udah susah-susah dikumpulin, eh, ternyata pada akhirnya harus dibuang.
Ngawas dedek-dedek SMA bisa bikin dengkul lemes juga yah.... gegara bolak-balik tangga .__.
ReplyAnggap aja lagi persiapan kaki untuk mengejar apapun yang ingin dikejar (?) Yog.
Emang disekolahnya engga ada lift sampe harus naik turun tangga, kan kasian tangganya diinjek injek terus
ReplyApa kamu engga kasian sama tanggany?
tidak ada lift karena cuma 2 lantai~
Replygapapa, udah jobdesc-nya tangga diinjek-injek gitu.
((((dengkul lemes)))
Replyyoih bang ( ',')9
iyah lumayan lah, disyukuri aja :))
Replynah itu emang paling ngeselin sih ya, kenapa gak dibuang di tong sampah sekolah aja :((
sepertinya pasangan kata siswi dengan keren itu tidak sinkron cees. :|
Replybelum wisuda gue haha. akhir bulan oktober ini baru wisuda \o/
(((bonus yang diharapkan)))
Replyhuahaha gue fokus ngawas aja sih kemaren, gak ada niatan mau modusin :p
fokusnya menjalankan tugas negara saja haha.
Replygak etis ah nyebut nominal, yang pasti lumayan lah buat jajan
wahahaha korban ujian CBT mati listrik nih :))
Replyapalagi kemaren pas udah dinyalain genset, eh hidup-mati 4-5 kali, anak2 di ruangan udah mulai kesel tuh.
Iya, begitulah kelakuan anak-anak SMA. untungnya gue tahan godaan dari mereka!
Wah jangan2 temen lo ngawas ujian CBT yang diadain puspendik juga, soalnya ujiannya emang di beberapa kota gitu.
Reply(((JUAL DI ONLEN SHOP)))
gak sekalian aja lo komen: sebut nama! eh, sebut nominal!
Replyyaaahh job review yang nilainya recehan lah, bukan yang sampe jutaan.
gue kebetulan penumpas dajjal, jadi lo dan kaum lo sebaiknya sembunyi sana.
gak ada yang bisa bikin meleleh :(
Replykertas buramnya gue jadiin bahan bakar untuk api unggun :(
yoih. capeknya langsung hilang pas nerima bayaran muahaha
gak dapat :((
ReplyGAK ADA PERTANYAAN LAIN APA, YA? YA JELAS... GAK PUNYA. HUHUHUHU. :((
ReplyBahahaha kenapa konotasinya kalo ke hotel itu selalu bikin suudzon ya :(
nga :(
Replyuji coba sistem ujian CBT dari puspendik, mau gue tulis di atas entar malah kepanjangan penjelasannya jadi gue apus aja haha
ReplyRASAKAN! GUE ANGKATAN TERAKHIR YANG 5 PAKET DONG HUAHAHAHA.
PIKIRAN KOTORMU ITULOH...
ReplyHUAHAHAHAHA
ReplyPIKIRAN MESUMMU ITULOH...
*GAK BACA*
Replyhuahahaha iya, gue angkatan terakhir yang 5 paket soalnya, mampus lo kena 20 paket.
Reply(((performa)))
iya, gue capek ngawas jadi kurang fokus di grup :(
PERTANYAAN BAGUS! jadi alurnya puspendik mau ngadain ujian -> cari pengawas -> hubungin kampus gue -> kampus ke fakultas gue -> fakultas nyari mahasiswa yang mau jadi pengawas. begitu.
(((PENYAMUN)))
ReplyItu penyamnunnya udah komen pertamax :(
1. rahasia
Reply2. rahasia
3. rahasia
4. rahasia
yha
ReplyJadi gimana dedek-dedek gemesnya? menggemaskan?
ReplyKayaknya g deh, dilihat dari ceritamu, cuman hari pertama doang yang asik :D
Kamu salah strategi deh kayaknya. Harusnya sebelum kamu ngawas ujian, pergi ke kanjeng dimas dulu, minta tolong sama dia buat gandain diri. Kan bisa Banget tuh, mumpung si kanjeng belum ketangkep polisi
Oh jadi elu ya bang yg nanya 'termasuk kertas buramnya bu?'
Replypas di bagian situ, gue agak bingung plus nyengir dikit. Yakali kertas buram dikumpulin. Hahahahaa
Btw, itu kasih ke abang-abang gorengan aja.
Selamat beristirahat ya betis yang lelah akibat naik turun tangga!
Secanggih itukah sekarang dedek-dedek ujian udah pake komputer? Kok gue merasa muncul dari zaman purba yang baru liat peradaban modern, ya? Qucedila...
ReplyTau ih dari zaman baheula suka amat ngumpulin kertas buram buat apa tau wkwkwk sabar ya, Yoga.
Btw, kayaknya paket internet gue bentar lagi abis deh.
Gue nyesel bang, dari awal sampe akhir baca gue kira bakal ada foto dedek2 gemesnya, ternyata enggak. Kan kampret.
ReplyGue tadi langsung browsing tutorial membelah diri tapi sulit banget tutorialnya bang. Mending tutorial kagebunshin, lumayan gampang lho. Coba aja bang..
Eh iya, ngomong-ngomong betisnya apa kabar???
Realita memang tak pernah semanis ekspektasi.
ReplyBtw, ini ada part 2-nya gak? Kayak "Menghambur-hamburkan Duit Job Ngawas Ujian"?
fokus menjalankan tugas saja o:)
Replybahahaha harusnya gitu ya, menggandakan diri. atau belajar ke naruto dulu :((
bukan gue yang nanya, jadi semua pengawas ketipu pada bawa kertas buramnya :')
ReplyEH IYA BENER JUGA YA JUAL KE ABANG GORENGAN HAHAHAHA
IYA, MEREKA UDAH CANGGIH :((
ReplyTERUS KALO PAKET LO MAU ABIS KENAPA HAH? MINTA BELIIN KUOTA GITU? HIH!
YAKAN GUE NGAWAS UJIAN MASA FOTO FOTOIN :((
Replyntar gue bikin deh tutorial membelah diri. biar bisa digunakan khalayak ramai.
betis gue alhamdulillah. hamstring.
huahaha gak ada. gak boleh diceritain yang begitu begitu..
ReplyWow... Ceritanya panjang ga... Penuh penderitaan ya... #betjanda hehe. Itu bagian mngalahkan dajjal bukan tugas pengawas ih... Itu tugas power ranger. Jgn mau klo ada yg ngasih jobdesc gitu yaa.
ReplyTpi ngawasin anak ujian mmg dilematis loh. Dipi sendiri pernah ngawas UN, nangkepin anak yg bawa kopelan kunci jawaban... Abis beres ujian malah dipi yg dinasehati kepsek sekolahnya. Awwww...
Duit ngawas lumayan lah buat jajan, tpi menghadapi politik nya lah yg bikin ah sudahlah. :)
Wuuuiiiiii seru banget pengalaman ngawasnya. Yang mati listrik itu lho, kalo aku jadi siswanya, bakalan nari nari karena punya waktu buat belajar lagi.
ReplyTapi emmang sih, bau bau duit itu nggak bisa dinistakan. Hihihi ...
Apakah ada sepik-sepik seperti, "Kamu pernah cari keyword siluman capung coc? Di page one ada blog aku, lho"? Harusnya ada, sih.
ReplyTolong ya, beneran ini. Ada sepik-sepik minta kontak nggak? Yang cakep gapapa. Minimal yang suka niup-niup ujung jilbab. Kalo ada DM, ya. :))
Bajingan tengiq! Bau yang sudah kamu kenal betul! Bangke! Jadi kangen gajian nih! Anjer! HUHUHUHUHUHU.
ReplyWaaaah seorang Yoga ternyata berkecimpung di dunia kepengawasan ujian anak sekolah. Nggak nyangka, Yog. Kamu bisa juga ya fokus ngawasin dedek-dedek gemes dengan muka Tere Liye-mu itu. Btw hedonnya mau dimandos, Yogs? Di McD? Naik speedboat?
wkwkw ngakak titisan Dajjal :D
Replykalo ngawasin jangan galak2 ya kasih lah dikit kelonggaran biar dedeqita tidak tegang pas ujian. soalnya aku dulu juga ngalami kayak gitu pas UN yang ngawasin mukanya ditekuk jadi kami ga leluasa kayak ada tekanan gitu.
BAHAHAHA IYA DILEMATIS CUY!
Replymau jahat kasian, tapi kalo gak tegas mereka kurang ajar. Gue malah bingung tuh kalo nemu temuan macam contekan gitu :|
siswanya gak boleh belajar pas mati listrk, mereka duduk aja gitu di depan komputernya masing2 :))
Replygue fokus menjalankan tugas negara :))
Replykalopun ada gak bakal gue kasih lah muahahaha
yoih.
Replyya emang mata, mau apalagi :o
(((berkecimpung)))
Replyoh jelas mekdi, tapi kalo naik speedboat itu khusus buatmu aja cha :))
kalo ujian2 gini sih gak galak2 amat, yang penting suasananya ruangannya kondusif dan gak ribut :))
ReplyItu belom seberapa nak..
ReplyPercayalah, sebentar lagi akan keluar pertanyaan:
KAPAN NIKAH??
KAPAN AKU DIUNDANG???
YANG LAIN UDAH PADA NIKAH LO, KAMU KAPAN???
SH*T !
itu sepertinya 3-4 tahun lagi :))
ReplyPost a Comment
Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca postingan gue. Gak perlu ninggalin link blog untuk dapet feedback, karena dari komentar kalian pasti dapet feedback yang sepadan kok.
Terima kasih!