Setiap
orang pasti menunggu momen lebaran. Entah anak kecil, remaja maupun orang
dewasa. Walaupun suasana lebaran yang dirasakan masing-masing orang berbeda,
tapi pasti semua menunggu momen lebaran itu, dengan tujuan masing-masing.
Orang
dewasa biasanya menunggu momen lebaran untuk bereuni dengan teman lama, saling
bertukar cerita kehidupan masing-masing dan kadang memanfaatkannya untuk menagih
utang. Para remaja memanfaatkan momen lebaran untuk maaf-maafan sama mantan,
atau mendekati para sodara-sodara temen yang cakep dengan modus operandi
silaturahmi. Sedangkan para anak kecil akan berburu THR dari rumah ke rumah.
Para
anak kecil ini melakukan modus operasinya dengan cara terstruktur. Biasanya
mereka berjumlah di atas 4 orang, akan datang ke rumah yang dijadikan target.
Ketika sudah di dalam rumah, mereka duduk beberapa saat. Gak lama kemudian
mereka mulai gelisah dan salah seorang bocah (yang dijadikan pemimpin gerakan)
akan mengeluarkan kalimat sakti: “Uhhh… kita pamit dulu om/tante…”
Lalu
sang tuan rumah akan berkata, “Tunggu sebentar!” kemudian masuk ke dalam kamar
dan keluar dengan membawa uang 2 ribuan, lalu memberikan ke anak-anak tadi,
“Ini buat beli permen.”
Anak-anak
tadi keluar dengan senyum mengembang. Mission
accomplished.
Nah,
setelah gue amati dengan seksama dan mempelajari lebih dalam tentang modus
operasi mendapatkan THR ini, gue pun menggolongkan para anak kecil ini ke dalam
beberapa tipe.
1. THE TRAVELER
Bocah
jenis ini adalah para bocah yang rela menempuh perjalanan jauh demi mendapatkan
THR. Biasanya mereka berkelompok dan akan naik angkot rame-rame untuk menuju ke
komplek perumahan yang sudah menjadi target operasi mereka. Segerombolan anak
kecil akan menyetop angkot dan menaikinya dengan brutal, lalu berteriak, “MENUJU
VALHALLA!”
Sampai
di komplek perumahan yang dituju, mereka akan mendatangi rumah yang ada satu
per satu. Walaupun yang dikunjungi itu tidak mereka kenal, mereka akan masuk
aja demi mendapatkan THR.
Dulu
banget, rumah gue pernah diinvasi beberapa bocah. Jumlah mereka banyak.
Dapetlah 100 juta kalo mereka semua dijual ke Arab. Sialnya, keluarga gue sama
sekali gak pernah liat anak-anak ini sebelumnya.
“Ayo
minum.” Kata Ibu gue mempersilakan anak-anak tak dikenal itu.
“Uhhh…
Iya, tante.” Seorang anak kecil mengambil sekaleng bir bintang minuman
bersoda. Merknya bir bintang.
“Kalian
dari mana?” selidik ibu gue.
“Dari
rumah, tante.” Jawab anak lainnya sambil nyemil daun ganja kering
nastar.
“Bukan,
maksud tante kalian rumahnya di mana?”
“Oh…
RT 31, Tante.” Jawab mereka serempak.
Karena
komplek perumahan gue saat itu adanya RT 53, 43 dan 42, jelas mereka bukan
anak-anak sekitaran komplek rumah gue. Dari penampilan anak-anak kecil ini pun
sepertinya mereka dari tempat yang jauh banget. Gue pun mulai curiga kalo RT 31
itu ada di planet Mars.
“RT
31 itu di mana?” Ibu gue makin penasaran.
“Manggar,
tante!”
“….”
Saat
itu gue masih tinggal di daerah Sepinggan (Balikpapan Selatan) dan Manggar itu
ada di… Balikpapan Timur.
NIAT
AMAT WOI NYARI DUIT SAMPE BERPETUALANG SEJAUH INI!!!
INI ORANG
TUANYA MANA?!
GUE
JUAL KE ARAB JUGA GAK LAMA INI BOCAH-BOCAH!
Tapi
semangat juang anak-anak kecil ini untuk mendapatkan duit perlu diapresiasi,
semoga semangat ini terus terbawa hingga mereka dewasa.
2. THE PERAMPOK
Berbeda
dengan kelakuan anak lainnya, anak-anak jenis ini adalah anak-anak yang tidak
sungkan untuk mengembat makanan dan minuman yang disediakan oleh tuan rumah.
Selain mengincar THR, mereka juga mengincar makanan/minuman. Ciri utama dari
para bocah ini adalah mereka membawa tas punggung, yang fungsinya tentu saja
untuk menyimpan hasil jarahan berupa makanan dan minuman dari si empunya rumah.
Pernah,
rumah gue ‘kerampokan’ oleh para bocah tipe ini.
Jadi,
pas dalam tahapan orang tua gue masuk ke kamar untuk mengambil uang, pas balik…
minuman kaleng dan permen yang tersedia ludes tak bersisa. Anak-anak kecil tadi
pun keluar dari rumah gue dengan senyum mengembang, sembari membuka minuman
kaleng dan men-tos-kannya ke udara.
Setelah
kejadian itu, tiap lebaran keluarga gue gak pernah menaruh minuman kaleng di
meja, tapi di kulkas dan ditawarkan jika ada yang emang pengin minuman dingin.
Yha, keluarga gue emang se-gak mau rugi itu.
3. THE INFORMAN
Anak-anak
jenis ini biasanya sudah tau karakteristik utama dan prinsip dasar tuan rumah
saat lebaran: semakin banyak anak kecil
yang masuk ke dalam rumah, makin kecil persentase kemungkinan diberi THR.
Kenapa
begitu? Karena sang tuan rumah akan merasa males aja gitu ngasih duit ke
segerombolan anak yang tidak dikenal. Beda kasus jika yang datang dikit. Besar
kemungkinan akan diberi uang karena itung-itung lebaran, apa salahnya sedikit
berbagi.
Setelah
mengetahui prinsip dasar ini, biasanya anak-anak ini akan membagi kelompoknya
menjadi 2 kelompok kecil. Misalnya satu kelompok besar ada 8 anak, maka tiap
kelompok akan terdiri dari 4 anak, dan tiap-tiap kelompok akan mendatangi
sasaran yang telah disepakati.
Setelah masing-masing kelompok menjalankan tugasnya, mereka akan saling bertukar target dan informasi.
Setelah masing-masing kelompok menjalankan tugasnya, mereka akan saling bertukar target dan informasi.
A:
“Di rumah ujung dapet 5 ribu!”
B:
“Di rumah yang tadi kudatangin, cuma dapet 2 ribu!”
A:
“Yaaaahhh…”
B:
“Tapi yang punya rumah cantik!”
A:
“BERANGKAT!!!”
Bener-bener
modus operasi yang sangat terencana dengan baik.
4. THE TUKANG GREBEK
Gue
inget betul pas kecil, ketika uang THR gue udah terkumpul, maka uang tersebut
akan gue belikan mainan pistol-pistolan. Tujuannya sih biar misalnya lagi
keliling komplek dan ada yang mau malak, yaudah tembak aja. Dan sepertinya
tradisi ini terus berlanjut hingga sekarang. Kemaren pas lagi jalan, gue liat
banyak anak kecil mengerubungi penjual mainan keliling dan mereka membeli
pistol-pistolan itu.
Satu tradisi baru yang mengikuti
perkembangan dunia fashion dan anak kekinian adalah kaos turn back crime. Banyak banget anak kecil yang dibelikan orang
tuanya kaos itu.
…Dan kemaren, di rumah gue ada anak
kecil yang bertamu memakai kaos turn back
crime dan dia membawa pistol mainan.
Ini silaturahmi rasa penggrebekan.
Sumpah.
Seakan-akan kalo kita ngasih cuma 2
ribu, dia bakal protes, “APAAN NEH?!” lalu uang 2 ribuan tadi disobek dan dia
nembakin kami sekeluarga lalu membawa kabur semua uang dan perhiasan yang ada
di rumah. Bener-bener kejam.
5. THE ANAK NYASAR
Tidak
ada sebuah rencana yang berjalan dengan sempurna. Begitupun rencana pengumpulan
THR oleh anak-anak kecil ini. Selain bisa aja saat mendatangi rumah yang
dituju, mereka tidak dikasih uang oleh sang tuan rumah, bisa aja mereka juga
salah target.
Temen
gue, Fiega, dia non muslim dan rumahnya pernah didatangi oleh anak kecil
pemburu THR hanya gara-gara pintu rumahnya terbuka.
“Waktu
itu ada anak kecil datang ke rumahku bertamu…” kata Fiega. “Dikira aku lebaran
juga.”
“Terus
kamu bilang apa? ‘Gak lebaran’ gitu?”
“Enggak,
kusuruh masuk aja.”
“….”
“Gak
lama mereka sadar dan pergi sendiri.”
Yha.
Gue gak bisa bayangin gimana perasaan anak kecil itu ketika salah target. Iya
kalo mereka sadar misalnya yang didatangin gak merayakan lebaran, kalo ternyata
mereka mikir yang lain bagaimana? Mungkin dalam hati mereka bilang, “Ya Allah…
ini keluarga kasian banget, gak ada kue lebaran, gak ada minuman kaleng, gak
ada ketupat. Gimana mau ngasih duit kalo kelengkapan lebarannya aja gak ada.
CABUT, GAES!”
*****
Begitulah kelakuan anak kecil
pemburu THR. Jujur, pas kecil gue gak pernah keliling sampai ke rumah yang gak
gue kenal, keliling komplek pun ke rumah tetangga yang gue kenal doang.
Walaupun kadang gue kesel kalo rumah gue didatangin anak kecil yang gak gue
kenal, gue tetap bisa memaklumi, karena lebaran adalah hari kemenangan. Hari
untuk saling memaafkan dan saling berbagi, dan namanya juga anak kecil, duit
yang mereka dapatkan adalah sebuah harga yang pantas mereka dapatkan, untuk
mulai belajar beribadah.
30 comments
Gue untungnya kemaren ga ada anak brutal minta-minta THR. Adanya malah bocah dajal (sodara gue, masih piyik) yang begitu salaman, tangannya malah ditaroh ke jidat gue. Hilang sudah kejantananku..
ReplyBtw, itu rumah lo RT-nya banyak banget buset. Di rumah gue aja paling banyak 7. :/
Bahahahahhaha. Baru ngalamin yang pertama. The Traveler. Lucu juga ya namanya. Dengan tampang cengo aku persilahin anak-anak itu masuk gitu. Rumahnya lumayan jauh, aku di Cendana dan mereka di Tengkawang. Eh tapi kayaknya nggak sejauh anak-anak yang datang ke rumah kamu sih, Yog. Huhuhu. Semoga mereka pas udah gede, nggak capek buat banting tulang demi anak istri.
ReplyDan itu HAHAHAHAHAHAHAAHA KAOS TURN BACK CRIME! Itu motivasi orangtua beliin anaknya baju Lebaran kaos gitu tuh apa. :(((
ini kalo gue baca'', kayaknya gue nggak termasuk dari golongan itu.
Replydan gue, elu termasuk dalam semua golongan yg elu tulis ini, ga. hehe
tapi, gue punya pengalaman sih, main ke rumah org yg emang ga gue kenal, dikasih duit sih. tapi ga sampe masuk juga, dan ga bisa ngejarah isi rumahnya. dan setelah cerita'', ternyata yg ngasih gue itu org kristen juga deh klo ga salah, hahaha
tapi itu kayak terakhir kali sih. skrg ya malu lah sama muka, masa iya masih keliling buat minta thr.
gue pun skrg juga udah ga kenal anak'' kecil yg masuk ke rumah gue. ga ada yg gue kenal juga. dan ya sama, ngandelin jurus andalannya, 'pulang dulu ya'. eh abis itu nyokap manggil, ngasih duit, utg mereka ga ada yg sampe lepas baju selebrasi. gue tendang sih, kalo beneran ngeliat kyak gtu.
bner si aadi, rumah lu bnyak banget rt nya .__.
Hahaha lucu anjir tipe-tipenya.
ReplyItu yang poin nomer 1 emang beneran ada, cees?
Hahahaha apaan pake "The" segala.Kampret di kasih uang 2 ribu malah dirampok hahahaha.Sukses dah nih blog👍
ReplyKampret :( aku waktu kecil jadi the traveler banget :( wkwkkw
ReplyDuuuh, sekarang mah udah resmi nggak dapet THR lagi :'
bangke niat nyari THR dia pas kecil xD
Replyiya, abis lulus SMA aja udah gak dapet gue :|
biar keren pake 'the' huahaha
ReplyAdaaaa. banyak banget malah kalo di tempat gue :|
Replylah dia malah dikasih duit orang kristen xD
Replyentahlah kenapa rt-nya bisa sebanyak itu haha
cendana dan tengkawang itu baru denger gue huahaha. lu anak samarinda sebrang sih, kalo samarinda kota gue tau tau dikit nama daerahnya xD
Replymungkin motivasinya biar anaknya jadi polisi dan menangkap para koruptor :D
adi emang cupu sekali :"
Replydisini RT-nya banyak sih. per kelurahan gitu soalnya
Jangan meremehkan kemachoanku ya...
ReplyWah satu kelurahan itu RT-nya lanjut terus? Pantesan aja...
Hahahahhahha. Udah berapa lama bang diamatin itu bocah-bocah? Sampai tipe-tipenya dibedaiin. Gue ngakak sama yang terakhir. Seandainnya itu rumah gue, langsung gue jujur-jujuran aja, kalau gue gak ngerayain Lebaran (btw, gue non yah).
ReplyKalo gue waktu kecil, termasuk THE TRAVEREL, gue masuk kelompok ini pun sebuah paksaan. Tapi lumayan, HUEHEHE..
ReplyKalo diingat2 aku nggak pernah nemuin tipe2 bocah kayak gitu. Dan kayaknya juga berdasarkan pengalaman sih, nggak ada tuh bocah2 kayak gitu.. Hehe. Dan semoga aku nggak nemu yang begituan. Tapi menurutku sih setelah nulis jenis2 bocah pemburu thr. Mungkin perlu juga menuliskan jenis2 orang pemberi thr. Jadi kesannya biar adil. Hehe
ReplyKampret memang mereka anak-anak kecil para pemburu thr itu. untungnya rumahku kemarin nggak ada segerombolan bocsah tersebut, jadi aman lah jajan, minuman, sama uang keluargaku haha.
Replymemang tekad mereka itu kuat bnget lah yaa, apalagi tipe the traveller, niat banget sampai nyebrang komplek. Tapi yang menjengkelkan memang the perampok sih, udah dikasih thr malah ngerampok jajan lebaran, ibaratnya udah dikasih hati eh malah minta empedu.
Horror yog :'D
ReplyYa Allah itu pada niat amat sii.
Replydirumah gue paling mentok anak-anak se gang doang yang keliling, gasampe luar planet begtuh. :'')
lagian sumber THR terbesar biasanya keluarga bukan dari tetangga sih.
beda daerah beda kebiasaan kali ya. disini anak2nya brutal semua :')
Replytop banget apaan numpang promo link :"
Reply*toss sesama anak rumahan*
Replybocah2 yang protes pas dikasih thr dikit itu minta disunnat ulang sepertinya ya :')
lebih horor ketemu mantan sih :(
ReplyIya, mereka harus dibedakan menurut jenisnya xD
Replyhaha temen gue itu iseng kali, dibiarin aja para pemburu thr itu masuk :")
(((TAPI LUMAYAN)))
Replymasa sih? minimal the traveler pasti adalah tiap lebaran.. :|
Replyhuhu iya yang paling ngeselin emang yang sambil ngerampok. apalagi dia datangnya pas lebaran pertama. takut aja pas besok2nya ada temen yg ke rumah, makanannya udah pada habis kena rampok :))
Replygak ngerti juga sih gue. *lalu hening*
Replyane pernah nyusup rumah orang.. tapi gak sampe minta yang aneh aneh sih.. bisa dibilang ane type traveler.. kemaren dikasih uang 5000 ane minta 500 buat gosok G-cash "voucher game"
Replybtw " www.aquillien.ml " <<-- itu namanya apa ya?
Post a Comment
Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca postingan gue. Gak perlu ninggalin link blog untuk dapet feedback, karena dari komentar kalian pasti dapet feedback yang sepadan kok.
Terima kasih!