Selain
saat jatuh cinta, seseorang bakal melakukan hal bodoh saat pengin cepet-cepet
lulus kuliah. Bukan, hal bodoh yang gue lakuin di sini bukan menyewa jasa bikin
skripsi atau jasa pengolah data SPSS. Selain gak ada kepuasan saat lulus, biaya
bayar jasa begitu juga mahal. Sebenernya alasan terakhir sih yang paling kuat. #MahasiswaEkonomi #GakMauRugi
karena sering galauin skripsi di twitter :') |
Setelah
selesai melaksanakan seminar proposal di awal bulan April, 2 bulan kemudian gue
lalui dengan galauin mantan berkutat dengan angka-angka dan SPSS. Tiap
malamnya gue mantengin laptop dan bercumbu dengan SPSS. Paginya gue masukin ke
bab 4, kemudian bimbingan skripsi, kena revisi. Setelah bimbingan skripsi yang
ke-1.789.367 kali, akhirnya di akhir bulan Mei, skripsi gue di-acc oleh kedua
dosen pembimbing.
“Kamu
segera daftar sidang, ya.” Kata dosen pembimbing gue.
…Dan yeah, hal bodoh yang gue lakuin adalah mendaftar sidang pendadaran.
Jujur, gue sama sekali belum siap. Temen seperjuangan gue, Dwi dan Rusna, ngebet banget daftar sidang karena Dwi udah beli tiket mudik. Dia pengin lebaran di kampung halamannya dengan menyandang gelar sarjana. Kalo Rusna pengin cepet sidang biar gak keburu lupa sama penelitiannya. Sedangkan gue? Gak ada motivasi lain selain ya karena skripsi gue udah selesai.
Setelah mendaftar sidang, gue bener-bener di rumah aja. Belajar. Semua undangan buka puasa bersama gue tolak! Karena sidang pendadaran ini ibarat final bagi gue. Puncak dari semua yang sudah gue lalui selama hampir 4 tahun kuliah! Gue gak mau hasil sidang gue jelek karena keasikan seneng-seneng ngumpul pas buka puasa bersama. Juga karena buka puasa bersama bayarnya sendiri-sendiri sih, gak ada yang traktir. Alasan paling kuat sebenernya yang terakhir sih. #AnakEkonomi #GakMauRugi #PecintaGratisan
H-4 Sidang, gue ke kampus untuk menyerahkan fotocopyan skripsi gue. Saat itu gue, Dwi dan Rusna dipanggil oleh dosen pembimbing 1 kami, Bu Yuli, ke ruangannya. Kami diberi sedikit bocoran tentang pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan oleh penguji kami. Masuk ke dalam ruangan beliau, kami bertiga duduk.
“Kalian bertiga.” Bu Yuli menunjuk kami bertiga. “Saya ingin bertanya, skripsi kalian ini bikin sendiri atau dibuatin?!”
“….”
“Ka-kami bikin
sendiri, Bu.” Jawab Dwi dan Rusna bersamaan.
“Iya, Bu. Bikin sendiri!” gue ikutan membela diri. Padahal mau gue lanjutin dengan kalimat, “Kalo dibuatin kan mahal! Kita anak ekonomi jelas gak mau rugi.” Tapi gak jadi. Kalo gue lakukan, gue yakin Bu Yuli langsung menatap gue dengan pandangan hina.
“Oke. Saya hanya ingin memastikan, karena saya tidak ingin malu kalo anak yang saya bimbing saat sidang tidak bisa menjawab pertanyaan penguji. Jika kalian bikin sendiri pasti bisa jawab pertanyaan dari penguji.”
Kami pun dicoba diberi pertanyaan-pertanyaan yang kemungkinan ditanyakan oleh penguji saat sidang nanti. (baik bener dosen pembimbing gue, kan? Muahahaha!)
Setelahnya kami bertiga berusaha mencari tau karakteristik pertanyaan yang biasanya diajukan oleh para penguji kami, karena kebetulan yang bakal nguji gue adalah dekan fakultas gue. Gelarnya doktor alias S3. Tau, kan? Semakin tinggi gelar seseorang, makin kritis pemikirannya, dan makin bikin bingung kalo nanya.
“Kalo Pak itu, biasanya dia nanya latar belakang, variable yang kamu teliti, bagaimana kamu melakukan penelitian, pengolahan datanya juga.” Kata Bu Yuli. “Ini penelitianmu siapa yang ngolah datanya?!”
“….”
KOK
DISUUDZONIN TERUS, SIH?
YA OLAH SENDIRI LAH SAMPE HAPAL GUE LANGKAH-LANGKAH DAN CARA BACA OUTPUT SPSS, BU!
KALO NYEWA JASA OLAH SPSS KAN MAHAL, BU! KAMI ANAK EKONOMI JELAS GAK MAU RUGI!!!
Karena gue masih mau lulus dan dibelain saat sidang, akhirnya gue hanya menjawab dengan jawaban singkat dan tidak meyakinkan, “Olah sendiri, Bu”
“Yakin,
kamu?!”
“….”
“Soalnya bapak itu pasti bakal nyuruh kamu praktekin cara ngolah datanya. Jadi kalian tolong persiapkan tabulasi data yang akan diolah. Lalu dicocokkan dengan yang ada di skripsi kalian.”
Hmmm… ternyata itu alasannya Bu Yuli jadi bener-bener posesif soal anak bimbingannya ini. Selain memperjuangkan gelar, kami juga harus menjaga nama baik dosen pembimbing.
Selanjutnya, beliau memberi masukan-masukan dan motivasi super, mulai dari hal remeh kayak misalnya abis ditanya penguji, sebelum menjawab mengucapkan terima kasih dulu, sampai ke hal yang super, “Kalian jangan bikin malu, ya. Mahasiswa yang saya bimbing itu selalu lulus dan pasti ada yang dapat A. Tahun lalu ada 2 mahasiswa bimbingan saya yang dapat A. Kalian juga harus ada yang dapat A.”
Kami bertiga tatap-tatapan.
Yang satu pengin sidang karena udah keburu beli tiket mudik.
Yang satu pengin sidang karena udah mumet sama skripsi.
Yang satu pengin sidang karena ya mau ngapain lagi coba kalo udah selesai garap skripsi selain sidang?
Dan kini secara tersirat kami disuruh dapat A.
Ya Allah… belum sidang aja gue udah stress duluan.
“Iya, Bu. Kami akan berusaha dapat A!”
*****
Sidang
gue dilaksanakan hari Jumat, 24 Juni, pukul 2 siang. Hari Kamisnya alias H-1, gue
bener-bener stress. Badan gue rasanya drop banget. Lemes. Kepala gue udah penuh
dengan bayangan apa yang bakal terjadi besok saat sidang? Apa aja pertanyaan
dari dosen penguji? Apakah gue bisa menjawab? Gue harus nulis caption apa di
path biar banyak yang nge-love dan nyemangatin?
Bayangan kemungkinan-kemungkinan saat sidang terus bermunculan di kepala gue, yang bikin gue malah makin takut untuk sidang dan mulai menyesal udah daftar. Rasanya pengin balik ke minggu lalu, lalu mencegah gue untuk daftar sidang. H-1 yang harusnya gue pake untuk belajar, gue malah tidur seharian, mengistirahatkan otak gue. Ternyata lebih parah lelah pikiran, ya, dibandingkan lelah fisik.
Jumat
subuh, pas bangun sahur, badan gue masih lemes. Tidur gue sama sekali gak
nyenyak. Abis makan sahur gue coba baca-baca skripsi gue, menyuap Tuhan biar
bantuin gue saat sidang (solat dan berdoa lama). Lalu baca-baca skripsi lagi
dan… ketiduran.
Saat sholat jumat juga, gue kembali menyuap Tuhan. Sholatnya jadi super khusyu. Emang dasar manusia, kalo lagi butuh pertolongan tuhan aja mendadak jadi alim. *keplak diri sendiri*
Selesai sholat jumat gue langsung menuju kampus dan sampai di sana pukul… 1.45 siang, alias 15 menit sebelum sidang dimulai.
INI GUE BENERAN NIAT SIDANG GAK SIH?!
Temen-temen gue yang lain sudah ada di fakultas sejak pukul 12 siang. Mereka langsung menagih flashdisk yang berisi power point dan data tabulasi yang bakal gue olah, untuk dijadikan di satu folder. Untuk urusan minor begitu gue serahkan ke mereka, gue langsung bikin catatan-catatan kecil untuk melancarkan jawaban jika gue stuck gak bisa jawab. Jika catatan yang gue bikin gak ada yang keluar, cuma ada 2 hal tersisa yang bisa gue lakukan:
1)
Menangis
2)
pura-pura gila
20 menit kemudian, penguji maupun dosen pembimbing sudah berkumpul. Kami, para kandidat yang ingin melaksanakan ujian dipanggil untuk acara pembukaan. Para kandidat berjumlah 5 orang, Gue, Dwi, Rusna, Siti dan Mila. Iya, gue cowok sendiri dan menang banyak kalo duduk di antara mereka. Ehe. *senggol-senggol*
Sidang dibuka oleh Dekan, lalu pembukaan dan pembacaan doa, kemudian nama kami berlima disebut satu per satu lengkap dengan judul skripsi kami.
“Baiklah. Untuk yang pertama, saya ingin memulai dari yang cowok dulu.” Kata Dekan gue, sekaligus penguji gue.
Semua mata tertuju pada gue.
Gue menatap ke arah ritsliting dan mulai menyesal jadi cowok.
Mampus gue maju pertama. Mampus.
Keempat temen gue keluar dari ruangan, menyisakan gue dikepung oleh penguji dan dosen pembimbing.
“Saya beri waktu untuk presentasi selama 10 menit.” Kata sang penguji.
Gue melirik jam yang tergantung di dinding, jarum jam menujukkan pukul 2.20. Gue menarik nafas dalam-dalam, mendekat ke arah laptop, mengucap basmallah. Kemudian memulai presentasi gue.
Selesai
presentasi yang gue lakuin secara terburu-buru karena diburu waktu, bagian gak enaknya dimulai: TANYA JAWAB!
“Baik, silakan duduk untuk masuk ke sesi tanya jawab.” Kata sang penguji.
Gue duduk dengan perasaan tidak nyaman. Duduk di kursi dengan alas busa dilapisi kain lembut berwarna cokelat terasa seperti duduk di atas beling. Pantat gue kedut-kedut, jantung gue berdebar hebat, rasa cemas menghantui. Ini sidang skripsi apa duduk di sebelah om-om homo sih?!
Penguji dua mulai mengajukan pertanyaan, gue jawab. Awalnya gue masih mengukuti petuah dari bu Yuli soal mengucapkan terima kasih sebelum menjawab, tapi setelah 3 pertanyaan, gue langsung jawab aja. Kalo ngucapin terima kasih dulu keburu lupa mau jawab apaan.
Begitupun saat dosen penguji 1 alias sang dekan yang bertanya. Gue sama sekali gak kepikiran buat ngucapin, “Terima kasih atas pertanyaannya, Pak. Menurut saya….”
ITU SAMA SEKALI GAK ADA GUE SEBUT.
Tiap penguji nanya langsung gue jawab aja. Karena sang penguji nanyanya dari jawaban yang kita kasih, dan ini kan bakal terjadi interkasi dua arah langsung. Jika diibaratin percakapan biasa, jadinya bakal aneh.
Cowok: kamu lagi apa?
Cewek:
terima kasih atas pertanyaannya, aku lagi makan nih.
Cowok:
Oh, makan. Makan apa?
Cewek:
terima kasih atas pertanyaannya, aku lagi makan soto.
Cowok:
Soto? Soto apa?
Cewek:
terima kasih atas pertanyaannya, ini aku makan soto betawi.
Agak aneh, kan? lebih enak begini…
Cowok: kamu lagi apa?
Cewek:
aku lagi makan nih.
Cowok:
Oh, makan. Makan apa?
Cewek:
makan soto.
Cowok:
Sama siapa?
Cewek:
pacar akuh.
Cowok:
ohehehe…
Lebih enak percakapannya, bukan endingnya. :’)
Nah, sesuai prediksi, setelah disiksa dengan berbagai pertanyaan dan diberi saran, gue juga disuruh mengolah data menggunakan SPPS. Saat itu gue disuruh mengolah data hasil regresi linear gue. Hasilnya pun dicocokkan dengan yang ada di skripsi gue, untung sama.
Akhirnya, kedua dosen penguji berhenti bertanya dan mempersilakan gue untuk keluar dan memanggil kandidat selanjutnya. Gue tutup presentasi gue dan keluar ruangan dengan perasaan… kesal.
Entah
kenapa saat sidang skripsi, bukannya perasaan lega yang gue dapat, yang ada
malah kesal, semacam marah dan kecewa sama diri sendiri karena ada beberapa
kesalahan saat menjawab, pengin ngulang sidang tapi ntar stress lagi, ditambah
lagi gue lumayan banyak dapet revisian. Gue melirik jam, sudah pukul 3.15.
Artinya gue dibantai selama sejam lebih. Huhuhu.
Satu persatu temen gue masuk ke ruangan. Ada yang cuma 30 menit udah keluar, ada yang 45 menit, ada juga yang hampir sejam. Tapi gak ada yang semenit udah keluar. Itu sidang skripsi atau ejakulasi dini?
Saat keluar dari ruangan, rata-rata mereka juga gak lega sama sekali. Mereka ngerasain yang kayak gue rasain: kesal dan kecewa
Apa karena ada beban dan eksprektasi tinggi?
Apa karena kita emang gak 100% siap?
Apa karena di halaman persembahan gak ada nama pacar yang gue tulis karena gue jomblo?
Pukul 5.45 semua kandidat sudah selesai melaksanakan sidang. 10 menit kemudian kami berlima dipanggil lagi ke dalam untuk pembacaan hasil sidang. Nama kami disebut satu persatu bersamaan dengan judul skripsinya dan kami semua dinyatakan… lulus.
Tapi nilainya belum dikasih tau, tunggu kumpulin hasil revisian. :’)
Para dosen penguji dan pembimbing menyelamati kami, temen gue ada yang nangis terharu lalu berpelukan. Gue ikutan. #AnakEkonomi #MenangBanyak
Yah,
itulah akhir dari petualangan gue di dunia perkuliahan. Gue resmi memiliki
gelar sarjana pendidikan ekonomi. Apapun hasil nilai gue ntar, gue musti
bersyukur dan bangga akan pencapaian ini. Tinggal menunggu waktu wisuda yang
masih lama. Lebaran pun gue akan bebas dari pertanyaan, “Skripsi apa kabar,
Yog?” Mueheheh.
By the way, kayaknya gue musti ganti header nih.
#uhuk
#kode
#AyoSiapaYangMauBuatin
#GratisYak
#TaulahGueAnakEkonomi
#GakMauRugi
#PecintaGratisan
#MenangBanyak
33 comments
yaelah aku pikir gelarnya ekonomi, eh ternyata ngajar wkwkwk
Replyyaelah kok bisa-bisanya di tawarin jasa pengetikan skripsi n spss :v
terus gimana sama PPL dan penelitian yg elo kerjain ?
btw selamat gelar SPd , gw menyusul :v
Wah wah wahhh selamat yaaaa! Ya ampun sumpah deh gue kenpaa deg degan bacanya, apa krn sebentar lagi gw bakal mengalami itu yaa. ada spss nya pula, klo diinget2 waktu ada praktek spss gue pernah ga masuk dan sampe skrg ge ga paham dududu makin ngeri :(
ReplyTp turut seneng krn akhirnya lebaran lo bisa tenang. Tinggal siapin jawaban untuk pertanyaan "kapan nikah?"
Sempat dengar juga dari banyak cerita, kalau sidang itu ngga serem2 amat.
ReplyItu fotonya menang banyak banget. Bdw, kok sendirian laki2?
ecieee, sampai dibela-belain ngikut sidang di bulan puasa ini ya biar cepet lulus hehe. tapi syukurlah petuah dari bu Yuli penting juga ya buat kalian tambah semangat di waktu sidang.
Replyselamat deh atas jerih payah selama 4 tahun ini plus sidang dengan waktu sejam lebih. nggak apa lulus aja dulu, urusan nilai nanti dipikirin habis lebaran aja lahh haha.
Gue sebagai perwakilan dari para pelajar sma cuman ingin bertanya,..... : KULIAH TUH ENAK GAK SIH!!???
Replyyang penting ada ekonominya xD
ReplyPPL gue pas semester 7, jadi di semester 8 ini cuma skripsian, abis skripsi ya lulus aja
makasih. semoga cepet menyusul!
huahaha ya belajar atuh spss-nya, gue lama di olah data sebenernya, kuesioner sempet terabaikan gara2 gak ngerti itu kuesioner musti diapain xD
Replyohhh kalo cowok mah masih lama nikahnya, paling cuma dapet pertanyaan, "mana pacar?" :')
KATA SIAPA SIDANG ITU GAK SEREM?! SEREM BANGKE! -__-
ReplyTemen cowok yang lain belum kelar, jadi ya gue sidang duluan huahaha
huahaha iya, males lama2 berkutat sama skripsi, ntar makin stress gue xD
Replyyoih. yang penting lulus dulu, semoga nilainya bagus sjs :')
gak enak. enakan makan tidur :)
ReplyWuuiihhh! Selamat mas .Spd
ReplyAyok langsung kejar S2, biar gak perlu ganti header. XD
Komentar ini telah dihapus oleh yang Maha Kuasa.
ReplyMuahahaha itu beban banget sih pasti cowok sendiri. Tapi pasti nanti lo lebaran bisa songong. 'Yoga, tolong ambilkan nastar..' 'Oke, Bu. Skripsi saya udah kok.'
ReplyHahaa.. seru seru.. meski kesel ya tapi mayan menang banyak laahhh buat nyenengin mood. Hehe... itu ntar jadi cerita untuk anak-anakmu.. :D kalau aku sih yaaa punya cerita sendiri. Kapan-kapan kutulis juga ah di blog. XD
Replylega nggak lega yg penting mah menang banyak, bijik juga lo udah lulus, harusnya santai2 aja lah yog, tungguin gue aja mueheheh
Replyakhirnyaaaa capung lulus ughaaaaaaaaaaaaaaaaa....
Replyselamat yaaa...
gue ngerti bgt bgt perasaan bete abis sidang wkwkkwkw..tp pas lulus leghaaaaa luar binasaaaaaa :))
baca tulisannya bang capung, bukan saya yang sidang tapi sumpah deg degan bet. Semoga cepat nyusul sarjana deh :'D
ReplySaaaadeeees banget kamu Bang :D perjuangannya gilaaak :D walaupun terkesan sedikit santai, tapi aku tau apa yang kamu rasain wkwk :D duuuh, greget bener ya rasanya :D aku bakal ngerasain masa-masa ini nih :D
ReplyBtw, selamat ya Bang atas S.Pd nya :D
Gue baca ini jadi ikutan gugup plus stress! Sial. Gak kebayang nanti gue sidang bakal kayak gimana. Haduh.
ReplyEh ada ya dosbing yang kasih kisi2 pertanyaan sidang gitu? Baek amaaat ya allah :')
Eh tolong jangan nakut nakutin gue dong bro. Ah, parah bener ternyata jadi anak kuliahan itu. Ternyata selama 4 tahun belajar, finalnya ternyata ditentukan di hari sidang skripsi. Ah sebagai mahasiswa baru, gue perlu ambil pelajaran dari cerita lo barusan. Kalau berjalan sesuatu memang harus full niat, dan memang harus dimotivasi sama orang yang mampu, agar kita merasa optimistis untuk mencapai nya.
ReplyBtw, selamat ya udah menyelesaikan sidangnya :)
wah ada MABA yang baca muahahaha. Entar lo rasain sendiri sih gimana perjalanan lo di dunia perkuliahan, karena tiap orang punya ceritanya masing-masing~
Replythank you anyway! :D
SIDANG LO AKAN KEBANTAI, US!
ReplyKEBANTAI!
muehehe jarang2 sih kayaknya ada dosbing baik kayak gitu :')
wahahaha gue berusaha santai malah stres, aslik!
Replybentar lagi lo masuk ke tahapan ini ya feb? ._.
makasih, feb! :D
aamiin! semoga cepet sarjana juga :D
Replymuahahaha ya gitulah, abis sidang malah bete. untungnya lulus, jadi gak bete2 amat :')
Replypala lo tungguin. Lo aja baru mau masuk semester 5 bangke -__-
Replykenapa fokusnya ke bagian menang banyak?! :'))
Replykayaknya tiap bw ke sini lo malah dapet ide postingan, yak :))
bener juga, jenius xD
Replysombong tak kenal tempat, ya..
Replyah elu, gw kirain elu anak sarjana ekonomi, ehtaunya spd-_-
ReplyMau nanya dong. Waktu itu olah data nya berapa lamaa? Aku deadline ngumpulinh seminggu lagi:( input data aja blm selesai. Kekejar ga ya? Makasi..
ReplyNgolah data kalo gak salah 1 bulan lebih, soalnya gue masih ngeraba2 SPSS-nya, gak diajarin euy jadi belajar sendiri dari buku dan kadang salah ngerti soal signifikansinya...
ReplyPost a Comment
Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca postingan gue. Gak perlu ninggalin link blog untuk dapet feedback, karena dari komentar kalian pasti dapet feedback yang sepadan kok.
Terima kasih!