Sama
seperti tahun-tahun sebelumnya, saat menjelang ulang tahun, gue akan mengganti
tanggal lahir di seluruh akun sosial media gue, biar saat hari H, ketahuan mana
temen yang inget beneran sama yang inget karena facebook. Juga biar gak ada
yang minta traktiran. Alasan paling kuat sebenernya alasan yang terakhir sih.
Yha.
Gue emang se-gak mau rugi itu. #AnakEkonomi
#GakMauRugi
Dari
tahun ke tahun yang inget sih emang makin dikit, wajar sih karena pasti
temen-temen gue akan bertemu dengan orang-orang baru, yang membuat mereka
melupakan beberapa hal di masa lalu untuk menyimpan memori baru bersama
orang-orang baru tadi.
Jika
tahun lalu gue ulang tahun masih bersama pacar, jadi biarpun temen-temen gue
lupa, gue gak sedih-sedih amat. Berhubung tahun ini gue lagi absen dalam dunia
perpacaran, maka sesuai prediksi… gak ada yang inget.
Sebenernya
ada sih yang inget. Jadi, pas pagi-pagi gue cek hape, ada sebuah SMS ucapan
selamat ulang tahun gitu…
…Dari
klinik tempat gue berobat pake kartu BPJS. :’)
Mantan
gue yang tahun lalu saat statusnya masih pacar itu juga ngucapin. Temen-temen
se-geng pas SMA ngucapin beberapa hari kemudian. Ya gitu doang sih. Gak ada
yang bener-bener spesial. Satu-satunya yang menarik perhatian gue adalah di
umur yang ke-22 ini adalah… SIM gue mati.
Tidak
seperti kebanyakan anak SMA yang merayakan sweet
seventeen dengan mengadakan pesta dan mengundang banyak temannya, gue
melewati sweet seventeen dengan membuat
SIM. Nah, Itu artinya, ulang tahun ke-22 akan bersamaan dengan matinya SIM gue.
Gue
pun mulai googling dan tanya-tanya ke temen yang pernah memperpanjang SIM,
bagaimana prosedurnya? apa aja syarat-syaratnya? jika diperpanjang mau berapa
meter?
Temen
gue, si Reza, menjadi korban untuk gue tanya-tanya karena gue inget si Reza
pernah perpanjang SIM di akhir tahun 2015 kemaren.
“Bawa
aja fotocopy KTP 4 lembar, fotocopy SIM 4 Lembar, bawa juga SIM yang sudah
mati.” Jawabnya. “Waktu itu aku perpanjang di bus SIM keliling. Kamu coba di
situ aja, lebih cepat, Yog.”
Berbekal
info dari Reza, gue stalking akun twitter mantan @Polres_Bppn untuk
mencari jadwal mangkal bus SIM keliling. Setelah scroll sana sini gue mendapati
info bahwa hari Senin, pukul 9 pagi, tanggal 6 Juni SIM keliling bakal mangkal
di 2 tempat. E-walk dan Belakang kantor BPJS.
Gue
pun memilih untuk ke SIM keliling di belakang kantor BPJS karena kalo di E-walk
artinya gue bakal masuk mall dan bayar parkir, sedangkan di belakang kantor
BPJS bebas parkir.
Yha.
Gue emang se-gak mau rugi itu. #AnakEkonomi
#GakMauRugi #Part2
Hari
senin pagi, 6 Juni, di saat orang lain berusaha beradaptasi dengan tidak
melakukan banyak aktifitas karena hari itu adalah hari pertama puasa, gue malah
pergi untuk memperpanjang SIM yang terkenal antriannya panjang. Satu harapan
gue: gue gak pingsan.
Sekitar
pukul 9 lewat gue tiba di sekitaran belakang kantor BPJS, gue memelankan laju
motor gue, curi-curi pandang ke arah biasa si bus SIM keliling mangkal.
Pemandangan yang gue dapat adalah sudah banyak orang-orang berkumpul menunggu
kedatangan si bus SIM keliling.
Iya,
busnya belom datang, yang antri udah bejibun!
Gue
segera merubah tujuan menjadi mengurus perpanjangan SIM di kantor Polresta
Balikpapan aja. 10 menit kemudian gue sampai dan… ANTRIANNYA JUGA BANYAK
BANGET.
Karena
udah terlanjur sampai, yaudahlah gue ikutan antri di depan loket pembayaran.
Antrian bergerak lambat, bener-bener pas nih momennya puasa, kita dituntut
untuk memiliki kesabaran ekstra. Pelan tapi pasti, gue mulai mendekati loket
dan di depan loket itu ada kertas tertempel bertuliskan:
SYARAT MENGURUS SIM
BARU
-Fotocopy
KTP
-KTP
Asli
-Surat
kesehatan
SYARAT PERPANJANGAN
SIM
-Fotocopy
KTP
-KTP
Asli
-SIM
yang telah mati dan belum dikubur
-Surat
kesehatan
LAH,
PAKE SURAT KESEHATAN JUGA?!
Setau gue surat kesehatan itu cuma untuk yang mau bikin SIM baru, kalo perpanjang gak perlu. Reza juga gak ada nyebut itu di persyaratannya!
Awalnya gue mau tetep antri aja sampe di depan loket dan menyerahkan syarat-syarat itu. Siapa tau surat kesehatannya gak wajib? Baru aja punya niat begitu, orang yang antri di depan gue menjawabnya. Saat tiba gilirannya, dia terlibat percakapan yang menjawab keraguan gue.
Awalnya gue mau tetep antri aja sampe di depan loket dan menyerahkan syarat-syarat itu. Siapa tau surat kesehatannya gak wajib? Baru aja punya niat begitu, orang yang antri di depan gue menjawabnya. Saat tiba gilirannya, dia terlibat percakapan yang menjawab keraguan gue.
“Surat
kesehatannya, ada?” kata si mbak penjaga loket.
“Loh?
Pake surat kesehatan juga?”
“Iya,
Pak. Silakan urus di apotik anda di seberang jalan.”
“Di
mana?”
“Apotik
anda, Pak.”
“Saya
gak punya apotik, mbak.”
“….”
“Mbak?”
“Di
sebrang jalan, ada apotik, namanya apotik anda, silakan mengurus surat
kesehatan di sana, bapak.”
“Oh
gitu!”
Si
bapak-bapak yang antri di depan gue pun melipir. Gue juga ikutan. Puluhan orang
yang antri di belakang gue menatap dengan tatapan: lo-ngapain-antri-lama-lama-bego?
Gue
segera keluar dari polres, menyebrangi jalan dan menuju ‘Apotik Anda’. Begitu
gue sampai di depan pintu, antriannya udah sampai… depan pintu.
Gue
tertegun melihat barisan manusia-manusia pencari surat kesehatan ini.
Setelah
antri sekitar 20 menit, akhirnya nama gue dipanggil. Gak sampai 5 menit gue
melewati tes kesehatannya untuk mendapatkan surat kesehatan. Tes kesehatannya cuma
cek tensi, tinggi badan, berat badan. Bayar 20 rebu. Udah. Gitu doang.
Gue
mau nangis rasanya. *pijetin kaki*
Setengah
berlari, gue kembali ke polres dan… antri lagi. Untungnya antrian di depan
loket pembayaran udah gak panjang. Satu hal yang paling menyebalkan selain
mengantri adalah birokrasi yang panjang dan gak semua orang paham akan
birokrasi. Misalnya aja di polres ini. Nama loketnya bikin bingung orang yang
baru pertama kali datang.
Jadi,
loketnya saling bersebelahan gitu. Di bagian atas sudah ditulis masing-masing
nama loket, lengkap dengan fungsinya.
-Loket
Pembayaran
-Loket
1 - Tempat pengambilan formulir pendaftaran
-Loket
2 - Tempat pengumpulan berkas
-Loket
3 - Tempat pengambilan foto, sidik jari dan tanda tangan
-Loket
4 - tempat ujian teori (skip jika memperpanjang SIM)
-Loket
5 - penyerahan berkas jika lulus ujian teori (skip jika memperpanjang SIM)
-Loket
6 - tempat pengambilan SIM^
Nah,
banyak yang pas datang langsung menuju loket 1 karena tulisannya ‘Tempat
pengambilan formulir pendaftaran’ padahal harusnya ke loket pembayaran dulu
untuk menyerahkan berkas persyaratan dan membayar. Resi pembayaran dan berkas
persyaratan hasil dari loket pembayaran tadi dibawa ke loket 1, baru deh
dikasih formulir.
Bagian
kampret-nya: saat orang-orang yang langsung ke loket 1 ini disuruh ke loket
pembayaran dulu, mereka gak antri ke belakang, tapi langsung nyerobot dari
samping.
NYEROBOT
WOI!
Gue
kembali tertegun melihat pemandangan bodoh ini. Bayangin aja, udah tahun 2016
masih ada aja yang gak mau antri dan malah nyerobot? Padahal, antrian gue
diserobot gitu bawaannya pengin gue tegur, “PAK! ANTRI, DONG!” Lalu gue german
suplex.
Untungnya
saat itu bulan puasa, jadi gue masih bisa bersabar antrian gue diserobot.
…kalo
pun bukan bulan puasa gue juga gak berani negur sih. Yang nyerobot antrian badannya
kekar, bangke. :(
Giliran
gue pun tiba juga. Gue menyetor foto copy KTP, SIM gue yang mati dan surat
kesehatan yang bikinnya antri lama itu. Karena gue perpanjang SIM, cukup bayar
75 ribu. Kalo bikin SIM baru bayar 100 ribu. Oiya, SIM masih bisa diperpanjang
asal matinya gak lebih dari 3 bulan. Kalo lebih dari 3 bulan maka harus bikin
baru. Nice info, kan?
Berkas
persyaratan tadi distaples menjadi satu dengan resi pembayaran, gue pun kembali
antri untuk menuju loket 1. Dan seperti yang sudah kita ketahui bahwa harus
antri (lagi).
HHHHHHHHH….
Setelah
antri beberapa menit, gue sampai di depan loket 1. Gue menyerahkan berkas tadi
beserta KTP asli. Om Polisi yang di dalam pun menulis sesuatu di bukunya, lalu
menyerahkan kembali KTP gue beserta formulir pendaftaran. Gue segera keluar
dari antrian, mencari spot terbaik untuk mengisi formulir. Untungnya
formulirnya cuma menanyakan hal-hal umum seperti nama lengkap, alamat rumah,
tinggi badan. Gak ada pertanyaan berapa jumlah mantan, ataupun sudah ngapain
aja sama mantan.
Selesai
mengisi formulir, gue langsung menuju loket 2 dan menyerahkan formulir yang gue
isi tadi. Saat menyerahkan formulir emang gak pake antri. Tapi antrinya adalah
panggilan untuk mengambil lagi formulir yang kita kumpul untuk dikumpul ke
loket 3.
…DAN
INI LAMA BANGET DIPANGGILNYA.
Om
Polisi yang bertugas hanya memanggil 3-5 orang, baru lama gak ada suara,
panggil lagi 3-5 orang, lama gak ada suara lagi, eh jadian sama yang lain.
Setiap
ada nama yang mulai dipanggil, gue langsung deg-degan, berharap nama gue yang
dipanggil. Satu nama dipanggil, satu orang berdiri dari kursinya dan menuju
loket 2, begitu terus sampai gue lihat seseorang yang menuju loket 2, adalah
orang yang mengumpulkan formulir tadi sebelum gue, seorang mas-mas berambut
ikal dan memakai cardigan cokelat.
Berarti
abis ini gue!
Mas-mas
rambut ikal bercardigan cokelat tadi mengambil map dari loket 2 dan berjalan
menuju loket 3. Seiring langkahnya menjauh, suara mic dari loket 2 ikut
terdengar samar, lalu mati.
“Oke,
sabar. Yang penting kalo ada panggilan lagi, itu pasti gue. Pasti!” gue coba
menyemangati diri sendiri.
Waktu
terus berjalan, gue masih setia berdiri sambil nyender di dinding karena gak
kebagian tempat duduk. Sambil lirik-lirik jam di tangan gue.
10
menit belum ada panggilan.
20
menit masih belum ada panggilan.
30
menit masih tetap belum ada panggilan.
40
menit… ada suara mic menyala. Suara hembusan nafas om polisi terdengar melalui
mic. Gue segera melakukan start jongkok untuk berlari menuju loket 2 karena
abis ini pasti gue.
“Mohon
maaf bapak-bapak, ibu-ibu sekalian. Di tahun 2016 sekarang menggunakan system
SIM Online, artinya semua berkas data yang masuk akan langsung dikirim ke
Jakarta. Saat ini, sistemnya sedang mengalami gangguan. Jadi mohon menunggu
dengan sabar.”
Pengumumannya
berhenti. Padahal gue berharap ada lanjutannya. “…Tapi bohong. Muahahaha!”
Orang-orang
yang antri mulai saling tatap-tatapan.
“HUUUUU… PAYAH! HUUUUUUU!!!” Para orang yang
mengantri mulai emosi.
Mendengar
pengumuman itu, ekspresi gue:
WHY ME?! WHY ALWAYS ME, GOD??? :(
Gue
cuma bisa pasrah dan bersabar sambil menunggu panggilan lagi. Kali ini yang gue
tunggu gak hanya panggilan, tapi juga system SIM online ini segera bener.
Sekitar
pukul 12 siang alias satu jam kemudian, akhirnya mulai ada suara terdengar
melalui mic. Dan bener aja, nama gue yang disebut pertama. Gue segera menuju
loket 2 diiringi pandangan iri dan benci dari para orang-orang yang menunggu
namanya disebut. Menuju loket 3 yang letaknya di dalam gedung, gue disambut
om-om polisi yang berjaga di loket 3, gue menaruh berkas dan… menunggu
panggilan lagi untuk foto dan tanda tangan.
Jika
tadi gue menunggu sambil berdiri, di loket 3 ini lumayan banyak tersedia kursi.
Akhirnya gue bisa terhindar dari cedera hamstring karena kelamaan berdiri. Nama
gue dipanggil, dengan penuh semangat gue angkat pantat dan menuju depan loket
3. Gue diberi sebuah kertas bertuliskan: P-039
Yha.
Ternyata tadi gue antri untuk mengambil nomor antrian. :(
“Nomor
antrian P-028.” sebuah panggilan menggema dari dalam loket 3.
Seorang
bapak-bapak dengan wajah bahagia dan merdeka masuk ke dalam. Diiringi pandangan
iri dan benci dari orang-orang yang mengantri. Gue termasuk yang memandangi
dengan tatapan itu, by the way.
Silih
berganti panggilan dan orang yang masuk ke dalam loket 3. Hingga akhirnya,
pukul setengah 1 lewat, nomor antrian gue disebut juga.
AFTER ALL THIS KAMPRET MOMENT!
Setelah
melakukan selebrasi sambil buka baju dan memutar-mutarnya ke udara, gue masuk
ke dalam loket 3. Di dalam sana gue disambut mbak-mbak polwan tjakep. Sidik
jari kedua jempol gue diambil, lalu foto
dan tanda tangan.
“Silakan
berkasnya diberikan ke bapak itu.” Kata mbak polwan tjakep sambil menunjuk om
polisi yang tugasnya ternyata cuma ngumpulin berkas dan ngasih nomor antrian.
Gue
mendatangi om polisi itu dan menyerahkan berkas gue.
“Ditinggal
aja. Silakan kembali sekitar pukul 2 siang untuk mengambil SIM-nya. Sistemnya
masih sedikit gangguan jadi agak lambat SIM-nya jadi.”
“….”
GUE
HARUS NUNGGU SATU SETENGAH JAM LAGI?
“Kalo
besok aja diambil, bisa, Pak?”
“OH
MALAH BAGUS! BESOK KE SINI AJA, TINGGAL SEBUT NAMA, NTAR PASTI SUDAH ADA
SIMNYA!”
“Oh
oke. Makasih, Pak.”
“Iya.
Besok kami sudah buka pukul setengah 9 pagi. Kalo habis sahur ya belum buka.”
“HAHAHAHA.”
Gue ketawa garing.
Gue
pun pergi meninggalkan kantor polres. Gue sudah terlalu lelah untuk menunggu.
Karena jika gue maksa nunggu gue yakin puasa gue udah pecah karena energi dan
kesabaran gue udah bener-bener abis. Daripada gue nunggu SIM jadi, mendingan
gue nunggu waktu berbuka. Bener-bener cobaan berat di hari pertama puasa. HHHHHH….
*pijetin
kaki* *kretekin punggung* *tiduran di paha Scarlett Johansson*
--
^)
kalo gak salah inget sih gitu nama dan urutannya.
25 comments
Sedih. Itu kenapa bisa pas bagian lo gitu ya. Hmmmm lo kena hidayah orang sering ngirim meme.
ReplySekarang telat perpanjang SIM disuruh buat baru SIM-nya. kamfret emang. Kalo buat baru lewat jalur tes lama. kalo jalur nyogok cepet. 400rb uang pelicinnya. gimana gak cepet kaya tuh polisi. :v
Replygue juga gak ngeti kenapa pas banget ke gue :'
Replylah, kok aneh? di tempat gue kalo lewat lebih dari 3 bulan gak diperpanjang baru disuruh bikin lagi. Kayaknya peraturan itu buat di seluruh Indonesia deh.. :o
ReplyWah bisa ulangtahun ternyata. Selamat ulangtahun, Barakallah bang. :D
ReplyDoanya yang baik-baik aja.
hhmmm, aku termasuk salah satu pengguna kendaraan yang kurang taat karna belum punya sim, abisannya ribet harus ada surat kursus segala, padahal sim motor doang elah. Semoga aku selalu dijauhkan dari razia-razia lalulintas yang terkutuk. :')
Whooaaaa ulangtahun nih. Epibesdey ya bang. Barakallah. :))
ReplyUdah kepala dua. Wkwkwkw
Nggak ada GA nih bang. Bhahahahaaa
Lah aku bru tau bang, kalo lewat dari 3 bulan SIM yg mati nggak diperpanjang, berarti harus bikin baru lagi. Aku belom punya SIM soalnya. :D
Cobaan di bulan puasa banget HAHAHAAAA
Ngantri lama, bolak balik sana sini. Tapi gapapa bang, yg penting bisa tiduran di paha Scarlett Johansson. =D
makasih, ya :D
Replyhah? surat kursus? gimana lagi tuh? :O
Di Balikpapan kalo mau bikin sim baru ya cuma bawa diri + persyaratan yg udah gue sebut tadi, ikutin prosesnya, kalo lolos ya dapet SIM :))
Uye makasih ya :D
Replymales bikin GA, ntar sepi yang ikut :p
Kalo gak punya sim ya emang musti bikin baru woi -__-
Wah. Anak Balikpapan ternyata. Halo! Salam kenal dari kota tetangga! :D
ReplyBtw selamat ulang tahun ya, Yoga. Dan selamat atas kakinya yang pegal. Huahahahaha. Baca ini jadi ingat sama SIM yang bentar lagi mati. Hiks. Kenapa sih SIM itu harus diperpanjang? Padahal kan ukuran pendek nggak papa, yang penting udah sunat. :( *ini apa dah*
Ahahaha...bikin SIM yang nggak pake nembak emang kudu sabar. Saya waktu itu bikin SIM dari jam 7 pagi pas baru lulus kuliah, begitu selesai tau-tau udah jadi PNS aja.
Reply..tapi ini gue perpanjang sim :')
Replykalo bikin baru emang lama, dulu sempet nemenin kakak gue bikin dan itu jadi salahs atu penyesalan terbesar di hidup. lama banget selesainya :"
Halo salam kenal, tetangga kota banjir :p
Replyburuan perpanjaaaang, biar rasain juga pegelnya :')
Ahahaha...aku dulu bikin sim juga bikin gila...lebih gila dari perpanjangan toh..ribet..
ReplyApalagi waktu itu hari buka pertama lebaran...biuh..berjubel...kartu bikin malah habis...besoknyabudah harus balik ke kota.. Ahahaha
Apa ya..masalah sam polisi kayaknya nggak ada enak enaknya..kecuali sama polwan berparas cantik nan sopan...ahahahahaha...
hahaha
Replykenapa musti kamu coba? :D
tau gitu mending antri yang di SIM keliling itu.. tapi yah, sudah terlanjur.. :D
bener-bener cobaan banget ini namanya..
oh ya lupa, selamat ulang tahun ya.. :D
ciyeee yang udah putus sama pacarnya sampe ulang tahun juga sendirian gitu...kalo mau diucapin ya tinggal kasih tau aja tanggal lahir lo sama fb, kan ntar dia koar koar pas kamu ulang tahun, jadi banyak deh yang ngucapin hehehehe...
Replytapi emangnya perpanjangan SIM itu harus pake surat kesehatan juga ya? duh punya gue juga mau abis ini SIM. bacanya aja udah capek, aplagi ntar gue ngelakuin sensiri yaaa....
ngurus sim memang rada2 repot ya gan. btw, salken ya. baru berkunjung kesini
ReplyMasih jaman ga sih ngasih puk-puk? Tapi gue cuman bisa kasih puk-puk doang yog. #KembalikanPukpuk
ReplyNjir, ngakak pas bagian lo ngantri selama itu cuma buat ngambil nomer antrian hahaha :v itu bener2 cobaan di hari pertama puasa, untung lo ga nyampe pingsan, repot banget ya ngurus perpanjangan sim itu, kudu ngantri lama, gue ngurus atm yang kena blokir aja ribet banget ngurusin persyaratannya -_-
ReplyBtw, selamat ulang tahun bro, sorry telat dua minggu muahahaha.. :v
bangke bener memang tuh, padahal udah seneng dipanggil, taunya cuma dikasih nomor antrian :"))
ReplyATM masa sih lama? ATM gue pernah keblokir, bawa aja ke bank, lama di antri doang, ngurusnya sih cepet ._.
makasih, ya! haha
gak bikin baru, gak perpanjang, sama aja ribetnya :')
Replysalam kenal juga~
yeee malah gak pengin diucapin kalo hasil dari koar koar :p
Replydi Balikpapan sih pake, padahal setau gue gak pake. kalo mau cari aman sih bikin aja ntar pas perpanjang hoho
SIM keliling bisnya aja belom datang, antriannya udah banyak. kalo ikut antri, lah dobel nunggunya. Nunggu bis datang dan nunggu antrian :(
Replykalo abis lebaran ngurus SIM mah namanya cari masalah. Pasti rame lah haha
Replyyoi, polwan tjakep pereda dan penenang segala situasi.
kenapa kata 'jaman' disini kok gue malah koneknya ke 'jaman' yang itu ya :')))
ReplyWahiyaa, Juniiii, bang Yoga ultah yee? Pibesdaayy bang Yogaa! Mogaa sehat selalu, makin waras, aamiin :D
ReplyOalaah, ini bkin postingannya sminggu stlah kjdian? Ya, ada yg lupa2 dikit wajar lah :p
Hmm, gue jg di fb gak nongolin tgl lahir, sengaja, biar tau siapa aja yg inget beneran bukann dari pesbuk. :D
Cobaan di hari pertama puasanya berat syekaleeee..... Tp Alhamdulillah bias diambil besokannya itu sim. Coba kalo kudu nunggu hri itu jg? Bisa klenger deh lama2 di situ nungguin SIM doang. Ntar yg ada buka puasa hri pertamanya bkannya bareng kluarga malah bareng om om polisi lagih :'D
Post a Comment
Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca postingan gue. Gak perlu ninggalin link blog untuk dapet feedback, karena dari komentar kalian pasti dapet feedback yang sepadan kok.
Terima kasih!