*****
Karena
merasa gak punya mantan, awalnya telepon itu gak gue angkat. Gue biarin aja.
Gue tinggal mandi, leyeh-leyeh bentar, umroh, marathon nonton drama korea. Pas asik
nonton drama korea yang judulnya Warm and Cozy, di adegan si Yoo Yeon Seok mau
nyium si Kang Sora, tiba-tiba...
Yoo Yeon Seoknya berubah jadi Mario Balotelli! :(
“Ya
Allah… gangguan apa lagi ini? Kentang, kan!” batin gue. Teringat akan hape yang gue abaikan, gue
segera ngecek hape gue, udah ada 17.876 missed call. Karena gue penasaran
kenapa si kampret gangguin gue mulu, gue mau protes dan bertanya, “Apa salah gue?
Apa salah temen-temen gue? Kentang tau!” dan berjuta pertanyaan lain di kepala
gue tentang teror ini. Panggilan dari ‘Mantan Terindah’ itu muncul kembali. Gue
pun angkat telepon tersebut.
“Ha-halo?”
kata gue. “Balikin Yoo Yeon Seok-nya woi!”
Tidak
ada jawaban. Hanya ada suara nafas yang terdengar berat dan memburu.
HHHHHH…
HHHHH… IKEH….
“….”
Kemudian
terdengar suara cewek ketawa yang nyaring banget, “wkwkwkwk.”
Lalu
muncul bau kispray sachetan warna ungu.
SUMPAH.
GUE. MERINDING. Gak pernah gue denger suara ketawa seserem itu. Hape gue tadi
langsung mati. Baterenya abis.
Teror
itu benar-benar melemahkan mental gue. Kostan yang awalnya gue kira adalah kost
idaman ini ternyata kost terburuk yang pernah gue tempati. Gue benar-benar gak
tahan. Gue mulai berencana untuk pindah kostan lagi, tapi sepertinya ‘dia’
tidak mengijinkan gue untuk pindah.
Waktu
itu gue bener-bener udah depresi berat dengan gangguan-gangguan gak masuk akal
itu. Gue pun mutusin untuk ngungsi ke kostnya pacar sambil mulai cari-cari
kostan baru. Sumpah, ini karena emang gue takut, bukan mau mesum. Sumpah.
Beneran. Kayaknya sih.
Setelah
menghabiskan waktu sampai tengah malam sambil nonton smackdown sama Scarlett
Johansson, dia tidur di kasur, gue tidur di keset, kayak kucing. Pas gue
bangun, tau-tau gue udah di kostan gue. Di atas tumpukan kertas bertulisankan
“JAHAT!” lagi.
Gue kucek-kucek mata, berusaha mengumpulkan nyawa dan mengingat apa yang terjadi semalem. Berjuta pertanyaan muncul di pikiran gue. Semalam gue tidur di kostnya pacar, kenapa bangun-bangun gue di kostan sendiri? Bagaimana bisa coba? Apakah gue semalam terbang?
TOK!
TOK! TOK!
Suara
ketukan di pintu kamar membuyarkan segala pikiran tadi. Gue bangkit dan
berjalan pelan, menuju pintu, lalu membukanya. Kosong! Gak ada orang!
Baru
aja pintunya gue tutup, suara ketukan kembali terdengar, gue buka dengan cepat.
Lagi-lagi kosong. Gak ada orang!
Gue
mulai merinding. Gak mungkin ini iseng perbuatan manusia. Gue kan di lantai 3. Samar-samar
mulai tercium bau kispray ungu. Itu artinya… ‘Dia’ kembali datang meneror gue!
TOK!
TOK! TOK!
Suara
ketukan itu terdengar lagi. Gue menahan nafas.
TOK!
TOK! TOK!
Gue
memegang handle pintu, jika ada ketukan lagi, di ketukan kedua gue akan buka.
TOK!
TOK!
Yak!
Gue buka pintu secepat kilat dan berteriak, “APA MAU LO BANGS…” umpatan gue
terhenti, di pintu depan sudah ada… pacar gue. Umpatan tadi pun berubah
menjadi, “BANGSSS…AYANG, KOK KAMU DI SINI?!”
Melihat
gue di depan pintu, Scarlett Johansson mendekat ke arah gue dan…
“Itu
balasan buat semalem!” katanya. “Jangan berani-berani ya kamu RKO aku!”
Sambil
memegangi leher yang sakit, gue jadi inget satu hal: apa yang sebenernya
terjadi semalem?
“Emang
aku kenapa semalem? Aku bener-bener bingung bangun-bangun udah di kostku
sendiri. Tadi malem aku nginap di kostanmu kan?”
Scarlett
Johansson duduk di ujung kasur, menghela nafasnya sebentar, menyulut rokok
samsunya. Satu hisapan dan menghembuskannya ke udara. Asap mulai mengepul, dia
pun mulai bercerita, “Kamu tiba-tiba bangun, tapi masih dalam keadaan tidur.
Lalu mulai berusaha keluar kamar.”
“La-lalu?”
“Lalu
ya aku kebangun juga, berusaha nyegah kamu pergi, malah kamu RKO!”
“Te-terus?”
“Terus
kamu keluar…”
“Keluar
di luar atau di dalam?”
“Plis,
ya. Ini lagi serius.” Scarlett Johansson menghela nafasnya. “Abis keluar, kamu naik
motor sambil tidur, naiknya hadap belakang pula, terus aku rekam, upload ke
youtube, dalam semalam sudah 2juta viewers!.”
Oke,
naik motor. Hadap belakang. Sambil tidur. Gue ngerasa keren abis.
Sepertinya
gue emang gak dibolehin pindah dari kost ini, tapi kenapa? Ada apa
sebenarnya???
*****
Gangguan
yang gue alami mulai dari pagi, siang, sore dan malam membuat gue bener-bener
mulai terbiasa. Gue udah gak terlalu takut. Tiap ‘dikerjain’ gue selalu
berusaha masa bodo.
TOK!
TOK! TOK!
Pintu
kamar gue terketuk, membuat gue mem-pause drama korea yang lagi asik gue
tonton. Gue mengendus seluruh sudut ruangan. Tidak ada bau kispray ungu.
TOK!
TOK! TOK!
Gue
beranikan diri untuk membuka pintu. Gue buka pelan-pelan, mengintip perlahan,
dari celah pintu gue mendapati sosok yang gue kenal baik. Gue segera membuka
pintu lebar-lebar.
“Hoi!”
Sapanya di depan pintu.
“Ah
elo, Gung. Masuk, masuk!”
Orang
yang gue suruh masuk itu adalah sohib gue, Agung Hercules. Si Agung ini
orangnya humble banget. Biarpun dia
baru aja main film Hollywood, dia gak sombong. Dia masih mau datang ke kostan
gue.
“Sorry,
ya, baru bisa mampir. Gue cari kostan baru lo susah bener haha.” Dia ketawa
sambil mukul bahu gue.
“Bawa
‘barang’ baru?” tanya gue, sambil naik-naikin alis.
“Bawa,
dong!” Agung memperhatikan kamar gue dengan seksama. “Eh, kamar lo ini auranya
negatif banget.”
“Masa
sih?” Tanya gue, pura-pura gak tau.
“Iya,
ada ‘penunggunya’ nih. Dia lagi merhatiin kita, sembunyi di poster JKT48 itu,”
Agung menujuk deretan poster member JKT48 yang gue pajang. “Dia berpindah dari
satu poster ke poster lain.”
“Jangan
becanda, ah!”
“Seriusan.
Penunggu kamar lo ini cewek. Dia kayaknya suka sekaligus benci sama lo, deh.
Sekarang dia lagi di sebelah lo, niup-niup telinga lo.” Ujar Agung dengan nada
datar. Pas dia bilang begini, gue langsung merinding.
“Laci
di meja belajar lo itu, aura negatifnya paling kuat.” Lanjut si Agung. “Haha
udah ah. Lo bawa aja dulu hardisk gue. Itu 1 Tera drama korea terbaru semua.
Gue pamit dulu, ya! Ada jadwal shooting.”
Agung
pun meninggalkan gue yang merinding sendirian di kamar.
*****
Setelah
mengingat kejadian-kejadian yang gue alami. Gue jadi berpikiran bahwa
sepertinya ada yang ingin ‘dia’ sampaikan tapi melalui gue. Ada suatu tabir
yang musti diungkap tentang kamar ini. Gue memutuskan untuk tidak jadi pindah
kost, besok gue akan bayar kost untuk 1 bulan ke depan, kebetulan besok emang
udah musti bayar kost, sih. Sekaligus untuk menyingkap apa yang sebenernya
terjadi dan kenapa musti gue?
Pagi
itu gue keluar kamar dengan uang 1 juta di dompet, untuk membayar kost. Gue
menuruni tangga satu per satu hingga sampailah gue di lantai bawah dan pas
sekali, gue bertemu dengan Pak Francesco Totti yang memakai baju partai
PDI-Perjuangan, lagi nyiramin tanaman.
“Pagi,
Pak!” sapa gue, sok asik.
Pak
Totti hanya menatap gue dengan dingin, kayaknya beliau abis berantem sama
istrinya nih makanya suram abis mukanya. Karena keadaan tidak memungkinkan
untuk basa-basi gue langsung mengeluarkan dompet dan uang 1 juta tadi. “Pak,
ini saya bayar kost untuk bulan depan.”
Pak
Totti mengambil uangnya dari tangan gue, mengangguk dan kembali fokus nyiramin
tanaman.
“Cewek
emang gitu, Pak. I know that feel.”
Gue menepuk pundak Pak Totti dan kembali ke kamar gue.
Sampai
di kamar, gue langsung nonton drama korea terbaru yang kemaren di kasih Agung.
Baru saja menemukan posisi enak untuk nonton, pintu kamar gue digedor-gedor
oleh seseorang, atau mungkin… ‘dia’? gue mengendus seluruh ruangan lagi. Tidak
ada bau kispray ungu. Berarti yang gedor manusia. Gue menuju pintu, membukanya
secara perlahan dan ternyata yang menggedor pintu gue adalah… Pak Francesco
Totti. Masih dengan muka suramnya, tapi sudah ganti baju, memakai poloshirt
‘turn back crime’ dengan bagian kerahnya diberdirikan. Gawl abis. Apakah beliau
tersinggung sama ucapan gue sebelum pergi tadi?
“Uh…
ada apa, Pak?” Tanya gue.
“Sekarang
sudah akhir bulan. Saatnya bayar kost.” Pak Totti menggesek-gesekan jempol dan
jari tengahnya, isyarat ‘duit’.
“LOH?!
BARUSAN SAYA BAYAR KOK DITAGIH LAGI?!” Emosi gue langsung naik.
“Kapan
kau bayar?!” Pak Totti menaikkan lengan bajunya, menunjukkan otot lengannya
yang kekar.
“Ta-tadi,
Pak. Barusan aja. Belum ada lima menit yang lalu!”
Pak
Totti memasang muka bingung.
“Serius,
Pak. Tadi saya bayar pas bapak lagi nyiramin tanaman, bapak pakai baju partai
PDI-Perjuangan.” Gue coba menjelaskan, barang kali Pak Totti amnesia.
“Lah,
saya aja baru pulang dari semalem nonton dangdut koplo.” Pak Totti menunjukkan
tiket masuk konser dangdut koplonya ke gue yang bertuliskan waktu acara 20.00 –
Till Die.
JADI TADI PAGI ITU SIAPA?!
“Pokoknya
saya beri waktu 1 minggu lagi untuk membayar. Jika tidak bisa bayar, Out!” Kata
Pak Totti tegas. “Oh iya, saya gak punya baju partai PDI-Perjuangan, ya! Saya
ini ikut partai Perindo!”
Lalu
Pak Totti meninggalkan gue sambil nyanyi mars PERINDO yang tersohor itu.
OLEH
PERINDO… OLEH PERINDO….
******
“Kamu
baik-baik aja kan di sana?” Tanya gue di ujung telepon.
“Baik-baik
aja kok, sayang. Maaf ya susah dihubungi. Di sini susah sinyal. Ini aja biar
denger suaramu musti manjat tower dulu.”
Saat
ini gue dan si pacar lagi LDR-an sementara waktu. Scarlett Johansson lagi
liburan di kampung halamannya, di Banyuwangi.
Gue
pun cerita ke dia soal terror yang gue alami belakangan ini, perkataan Agung
Hercules, sampai soal uang kost yang raib.
“Jadi
gimana kamu bayar kostnya? Ada uang?” tanyanya di ujung telpon.
“Errr…
ya gak ada. Mau minta kiriman lagi sama orang tua gak enak.”
“Pake
uangku dulu aja, mau?”
“Ummm…
gak usah. Ntar aku gadaikan laptop aja deh.”
“Kalo
laptop kamu digadaikan, gimana kamu mau skripsian? Gimana kamu mau namatin game zuma?”
“Errr…
bener juga.”
“Pake
uangku aja dulu, ya. Ntar aku jual sawah keluargaku dulu.”
“…YA
MENDING GAK USAH, WOI!” Gue jadi bener-bener gak enak, kan. “Aku cuma butuh
kamu dengerin ceritaku aja kok. Itu udah cuku….TUT… TUT… TUT.”
KENAPA HABIS PULSA SAAT MAU SO SWEET BEGINI YA ALLAH?!!
*****
Telponan
dengan pacar tadi entah kenapa membuat gue pengin hubungi Agung. Setelah
mengirim pesan ‘call me’, Agung nelpon gue. Tanpa basa-basi langsung gue Tanya,
“Sibuk gak? Ada yang mau aku omongin.”
Sadar
bahwa itu bukan kalimat yang tepat, gue segera merevisi, “Gung, lo bisa
ngeliat? Yang di kost gue?”
“Penunggu
kamar, lo? Bisa. Kenapa?” jawab si Agung enteng.
“Sebenernya
sebulan terakhir ini gue udah tau kalo kamar gue itu ternyata ada penunggunya.
Menurut lo, gue harus gimana?”
“Ya
biarin aja. Toh selama ini kita dan ‘mereka’ hidup berdampingan. Atau pindah
kost? Ntar gue bantuin deh nyari kost yang ‘penunggu’-nya ramah. Kemaren pas
gue shooting di New York ada kost-kostan cihuy tuh. Tapi kamar mandi luar.”
“Gue
gak bisa pindah.” Gue pun ceritain kejadian saat nginap di kostan Scarlett
Johansson.
“Hmmmm…
Berarti lo dipilih ‘dia’ untuk sebuah misi. Ada sesuatu yang harus lo ungkap.
Selain teror, dia ada ngasih semacam petunjuk lo harus apa gitu?”
Gue
coba mengingat kejadian aneh selama sebulan terakhir, semua hanya terror yang
menyebabkan gue hampir gila, hingga akhirnya gue ingat satu hal, “11-11-11.”
Kata gue.
“Hmmm…
sepertinya lo butuh bantuan orang lain, yang berhubungan dengan angka 11.” Agung
menganalisis. “Misalnya aja tanggal lahir.”
Tanggal
lahir gue 11, apakah itu artinya gue musti mencari orang lain yang identik
dengan angka 11 juga, untuk mengungkap tabir kamar kost gue ini? Setelah
mendapat sedikit petunjuk dari Agung, gue matikan teleponnya.
*****
Warung
pecel lele yang ada di sebrang kostan ini tumben banget sepi. Hanya gue seorang
pelanggan yang hadir, biasanya untuk mendapatkan tempat duduk aja sampai
terjadi pertumpahan darah. Gue mengaduk-aduk es marimas rasa jeruk gue, pikiran
gue melayang tentang masalah kostan ini.
“Kemaren
saya kurang berapa, Bu?”
Samar-samar
gue mendengar suara yang tidak asing, sedang mengobrol dengan ibu penjual pecel
lele. Gue menoleh, dan seperti dugaan gue. Itu Pak Totti! Jangan sampe dia liat
gue! Bisa-bisa ditagih uang kost nih!
“Kemaren
sampeyan kurang 11.000, Pak.” Kata si Ibu penjual pecel lele, ramah.
Wait…
11.000? ada 11-nya!!! Gue baru kepikiran kenapa gak coba korek informasi dari
si pemilik kost langsung, ya?
Sebelum
pergi meninggalkan warung, gue coba panggil Pak Totti, dia pun melihat gue dan
mendatangi gue dengan penuh semangat. Gue yakin dia ngira gue mau bayar kostan.
Sebelum dia ngomong, langsung gue sela, “Pak, bisa jelaskan kenapa saat saya
pertama kali ingin ngekost di kamar atas, bapak bertanya apakah saya yakin?”
Pak
Totti pun duduk di hadapan gue. Dia memajukan kursinya, mengarahkan tangannya
ke belakang, sepertinya celana dalamnya keselimpet, lalu dia duduk, bibirnya
mulai terbuka dan bilang, “Soalnya banyak yang gak betah tinggal di lantai
paling atas.”
“Karena?”
“Misalnya
mereka kebelet boker, naik dari lantai bawah ke lantai 3 kan lumayan jauh juga.
Jadinya banyak yang cepirit saat menuju ke lantai 3.”
“Pak,
saya ingin jawaban jujur. Apa bukan karena kamar itu berhantu?”
“Hmmm…
Kamar berhantu itu alasan kedua. Alasan pertama tetap karena banyak yang
cepirit tadi.” Pak Totti mengambil singkong goreng yang ada di depannya dan
melanjutkan ceritanya. “Karena sepertinya kamu sudah tau keanehan kamar itu,
saya akan ceritakan kejadian yang sebenarnya.”
Gue
pasang muka serius. Pak Totti mulai bercerita.
“Awalnya
kamar itu baik-baik saja, sampai akhirnya, cewek yang saya bilang saya usir,
sebenarnya dia bunuh diri, enam bulan yang lalu.”
WHAT?!
BUNUH DIRI?!
“Bu…
Bunuh diri? Dengan cara?” gue takut-takut penasaran.
“Menurut
polisi, dia bunuh diri dengan cara mainin saklar hingga korslet, lalu kesetrum
dan… meninggal.”
SREEETT… SREEETTT….
Gorden
warung tertutup. Ibu penjual pecel lele menutup pintu warungnya, memasang tanda
‘tutup’ di pintu warungnya, kemudian berjalan ke arah gue dan Pak Totti.
“Sepertinya
dia bunuh diri karena depresi diputusin pacarnya.” Ibu penjual pecel lele ikut
nimbrung dan duduk di sebelah gue. “Sepertinya ini memang sudah ditakdirkan,
ya?”
“Hah?”
gue bingung.
“Saya
mendengar percakapan kalian berdua, dan sepertinya saya bisa membantu adek
untuk mengungkap misteri tersebut.”
“Ibu…
termasuk 11-11-11?” Tanya gue. “Saya lahir tanggal 11, Pak Totti punya hutang
Rp 11.000, kalo ibu?”
“Iya.
Seperti yang saya bilang, sepertinya ini memang sudah digariskan. Ukuran sandal
swallow saya 11.”
Gue
melirik ke kaki si Ibu. “Ta-tapi, Bu… Itu sandalnya merk Skyway.”
“YANG
PENTING ADA NOMOR 11-NYA KAN?!” Bentak si Ibu penjual pecel lele. “Mau saya
ceritakan tidak sejarah soal cewek itu?”
Gue
manggut-manggut. “O-okey. Peace, Bu. Peace!”
“Perkenalkan,
nama saya Megan Fox dan saya kenal baik dengan… Shinta. Iya, nama cewek
tersebut Shinta. Nama lengkapnya Shintaku bertepuk sebelaaaah tangan. Huwooo…
huwoooo….”
Gue
dan Pak Totti saling tatap-tatapan.
“Ehm.
Shinta ini sebenernya anaknya baik hati, ramah, bisa bernafas lewat pori-pori
kulit. Hingga suatu hari, saya lihat dia masuk ke sebuah acara TV dan itu
merubah segalanya.”
“Iya,
saya kebetulan juga nonton acara itu karena acara itu salah satu tayangan
favorit saya.” Pak Totti melanjutkan.
“A-acara
apa?” gue makin penasaran.
“KATAKAN
PUTUS.” Jawab mereka berdua.
“Shinta
diputusin oleh pacarnya lewat acara katakan putus.” Pak Totti angkat bicara.
“Padahal Shinta tidak selingkuh, dia hanya membantu saya mencuci mobil.
Tiba-tiba pacarnya datang dengan puluhan kamera, dipandu oleh host yang kalo
ngomong pake urat, Shinta… diputusin dengan tuduhan selingkuh. Dengan bapak
kostnya sendiri.”
“Semenjak
itu Shinta menjadi pemurung, tidak pernah keluar kostnya lagi, hingga akhirnya
ditemukan tewas bunuh diri.” Gantian Bu Megan Fox yang angkat bicara. “Dan kamu
tau? Wajah pacarnya dia, mirip denganmu.”
“….”
PANTESAN
GUE DIKIRA MANTANNYA, BANGKAI!!!!
PANTESAN
GUE DITUDUH JAHAT MULU TIAP ABIS PACARAN SAMA SCARLETT JOHANSSON!!!
“Iya,
awalnya saya sempat mengira kamu adalah pacarnya dia, tapi setelah melihat
KTP-mu, nama kalian berbeda. Seperti emang sudah digariskan, padahal rencananya
kamar paling atas itu mau saya tutup saja. Entah kenapa ketika kamu datang,
saya yakin kalo kamu bisa menyelesaikan masalah ini.” Kata Pak Totti.
“Sepertinya
tugas kita bertiga sudah jelas.” Pak Totti menunjuk gue. “Tugasmu adalah
eksekutor utama untuk menyelesaikan masalah ini dan menuliskan cerita ini agar
tidak terjadi kejadian serupa di masa depan.”
“Saya
bertugas untuk mengawasi sekitar, apabila ada mobil tim Katakan Putus lagi di
sekitaran sini, saya akan lemparin dengan tabung gas elpiji 15kg.” Bu Megan Fox
berdiri dari posisi duduknya.
“Saya
bertugas mencetak gol sebanyak-banyaknya.” Kata Pak Totti. “Mari selesaikan
tugas kita.”
*****
Kembali
ke kostan, gue seperti mendapat sebuah titik terang tentang masalah ini. Gue
pun tertidur lelap, ketika bangun, mata gue terasa berat, seperti ada sosok
yang menahan gue untuk bangun. Jiwa gue terasa ditarik masuk ke sebuah dunia
yang gelap. Untungnya gue pake baju glow in the dark, jadi bisa ada penerangan
dikit.
Gue
berjalan menuju sebuah cahaya kecil di ujung kegelapan. Terus berjalan hingga
betis gue gede, sampai akhirnya gue tiba di ujung cahaya tersebut,
…di
bagian atasnya ada tulisan “staff only”.
Gue
melewatinya dan tibalah gue di kamar kost gue sendiri. Melihat diri gue sendiri
yang tertidur pulas. Di samping gue tidur ada sosok yang gue mimpiin 3 hari
berturut-turut. Shinta, cewek yang mirip Dian Sastro korban katakan putus.
Tatapannya dingin melihat gue.
“Shi-Shinta?”
gue menunjuk dia.
“Kamu…
jahat.” Katanya. “Kamu jahat, Budi!”
“Bu-budi?”
Oh, itu pasti nama pacarnya dulu.
“A-aku bukan Budi, aku Reza. Wajah gue emang mirip Budi, tapi kita orang yang
berbeda.”
“Huft.
Iya, aku tau, kok.” Shinta tertunduk lesu.
KALO
TAU KENAPA NUDUH, BANGKE?!
“Ada
yang bisa gue bantu, biar lo tenang di alam ini?”
“Bantu
aku bunuh Budi…” Senyum Shinta mengembang.
“….”
Gue
masih 21 tahun dan gak berminat menjadi kriminil. Jelas gue tolak permintaan
itu. “Kalo permintaan itu, gue gak bisa.”
“Hmmm…
baiklah. Tolong belikan aku Frapucinno Starbak. Budi gak pernah ngajak aku ke
starbak soalnya. Padahal aku kan pengin ke sana. Huhuhu….”
“ITU
GIMANA BAWANYA KE DUNIA INI WOI!”
“Gak
bisa, ya? Huhuhu… semua cowok sama aja, ya! Jahat!”
YA
ALLAH… PANTES DIA DIPUTUSIN. NGESELIN BEGINI!!!
“Errr…
ada permintaan yang lebih gampang gak?”
“Kalo
begitu… bakar semua pemberian Budi kepadaku. Agar aku tidak terbayang-bayang
kenangan dan janji manisnya. Semua barang pemberian dia, ada di laci meja
belajar.” Shinta menunjuk meja belajar di kamar gue.
“Ta-tapi
laci itu gak ada kuncinya. Di mana lo simpan kuncinya?”
“Pikir
aja sendiri! Cowok tuh gitu, ya. Gak ada usahanya.”
“….”
“Jika
kamu sudah membakarnya, tolong tuliskan kisah ini, agar aku tenang, agar tidak
ada lagi yang salah ambil keputusan sepertiku… dan yang paling penting adalah…
agar aku eksis. Wkwkwkwk.”
Mendengar
tawa Shinta, gue pun terbangun dengan badan penuh keringat dingin. Maunya
Shinta ternyata cuma membakar semua hadiah pemberian Budi! Gue segera turun ke
bawah menemui Pak Totti dan meminta kunci serep untuk meja belajar di kamar. Pak
Totti dengan cekatan memberikan gue umpan terobosan kuncinya. Gue
kembali naik ke atas, masuk kamar dan membuka laci tersebut. Di dalam laci
tersebut terdapat bermacam-macam pemberian dari Budi, semuanya handmade alias
buatan tangan. Ada puisi, scrapbook, ada juga gambar kaligrafi untuk ngucapin
“happy anniversary 1 minggu.”
Okey.
Gue
angkut semua yang ada di laci tersebut ke halaman belakang kost, membawa
seliter bensin dan membakar semua benda-benda itu satu per satu.
Pak
Totti menepuk pundak gue dari belakang, “Jadi, tugasmu sudah selesai?”
“Hampir
selesai, Pak. Tinggal saya tuliskan kisah ini dan selesai sudah.”
“Kalo
begitu… jangan lupa uang kostnya, ya! Saya tunggu paling lambat besok!” Pak
Totti pun pergi meninggalkan gue.
“….”
*****
Ya,
itulah kisah yang gue alami. Sebuah kisah yang akan selalu gue ingat walaupun
hanya sebulan, tapi entah kenapa gue merasa bangga bisa menyelesaikan tugas
itu. Walaupun gue harus pindah kost lagi karena Pak Totti gak mau rugi banget,
bangke. Dan alasan kenapa gue belum lulus? Deadline revisian gak gue kerjain.
Gue malah asik belajar menulis cerita dengan baik, agar gue dapat mengisahkan
cerita ini kepada kalian dan mencegah kalian untuk tidak melakukan tindakan
bodoh, baik seperti Budi yang ingin putus dengan mencari-cari kesalahan
pacarnya, ataupun Shinta yang menyia-nyiakan nyawanya demi orang yang sudah
jelas tidak peduli lagi dengan dia.
Oiya,
Scarlett Johansson? Dia gak kembali dari Banyuwangi. Denger-denger sih
dijodohin orang tuanya sama juragan sapi.
TAMAT.
---
Baca
tulisan “… Tak Kasat Mata” dari para
shohabat lainnya:
Kresnoadi:
Mantan Tak Kasat Mata
Ichsan
Ramadhani: Hape Tak Kasat Mata
Firdaus Ramdhan: DosbingTak Kasat Mata
37 comments
Anying :' gimana caranya seorang manusia bisa menekan 17.876 panggilan :'
ReplyNamanya masih nama bangke :' aku masih nunggu nama Wakidi tertampil, bang :(
namanya juga hantu :))
Replytaee wakidi lagi. SIAPA SIH ITU,HAH?!
KENAPA SANDAL SWALLOW UKURANNYA 11 BANGKE. GEDE BANGET. :))
ReplyBangke, kenapa pake ada agung hercules segala sik.
ReplySaya bertugas mencetak gol sebabyak2nya , itu job desk yg gak guna bgt sih ya.
ReplyOh.. Scarlett asli Banyuwangi??? Kok jomplang sekali.. :"
ReplyOpeningnya aja uda gila bang,orang korea jadi Super Ballo wakwkakkwa
ReplyWalaupun gak masuk akal, tapi ini ceritanya keren sih. "Agung Hercules as Bucky" Kok cocok, ya? Bgst! XD
Replylaci apaan itu????
Replyboleh adek ngakak sebentar mz
Replylama juga boleh, mb :))
ReplyKeinget sendal di rumah ukurannya segitu :))
ReplyYA KENAPA EMANG? :(
ReplyPak Totti emang useless. :D
Replyplis, fokus ke ceritanya. jangan ke scarlettnya aja :'
Replymuahahaha setannya yang gila xD
Replyya namanya juga parodi xD
Replyiya tau tuh, gue nemu pictnya di twitter xD
laci penyimpan kenangan, mz..
ReplyYog, apa cuman gue yg geli sendiri pas ada lagu Prindo?? :D
ReplyBingung mau komentarin yang mana. Oke, gue bahas sesuai tema aja. Biar gampang.
O... Jadi, kasat kusut itu diangkat dari cerita horor ya. Tapi, kalo Horor emang perlu dikasi komedi sih, biar gak noleh ke belakang mulu. :D Dari awal gue udah ngira kalo 'dia' di cerita ini itu Hantu.
Tapi, jujur gue gak menduga ada hantu sebaper itu. Apalagi, cerita ini modern banget. Dari mulai Partai Prindoyg baru, Katakan Putus, dan beberapa hal lain yang bikin gue geli bacanya.
APalagi pas 'dia' itu ngajukan permintaan. Pantesan budi ada di MatahariMall sekrang. :D *Kok jadi nyambung ya.* Mungkin budi kzl karena cewenya emang ngeselin. Dan Budi sekrang udah sukses jadi Youtuber. :D
Btw, uangnya yg 1 juta hilang itu gimana dong? Gak bisa tamat gitu aja dong.. Yaudahlah.
Errr, panjang banget gan
ReplyAne sampe ketiduran bacanya
Mungkin kalo dijadiin sinetron bisa dapat 30 episode nih
hm.. apaan yah ngomennya? bingung euy..
Replyaku baca juga sih kisah yang sebelumnya, yang aku bilang aku ketakutan dan g ngakak kayak orang2 yang pada baca postinganmu.
dan baca lanjutannya ini berasa kayak, ooo.. si sinta nih hantunya nyebelin yah, udah cerewet eh ngambilin duit kos. dia tuh yg jahat! dasar hantu nyebelin
Gue geli sendiri baca cerita ini. Keren abis! Haha
ReplyDari perindo, katakan putus sampe nama2 tak biasa bermunculan di cerita ini. Lucu dan seru... haha
Eh ad ya hantu sebaper itu, khayalan lo tingkat dewa... haha
Ini cerita seharusnya belum tamat, duit 1 juta lo belum terungkap. *telpon detektif conan*
kalo baca cerita sebeleumnya juga pasti udah tau kok 'Dia' ini adalah hantu, gak usah ditebak segala xD
Replyya duitnya diambil hantu. gak balik. tamat. :(
ketiduran bisa komen. ntap.
Replyyang part 2 ini gak seserem yang pertama.
Reply(((seserem)))
iya, shinta emang hantu nyebelin. huhu.
selama hantunya cewek, dia bisa baper. Muahaha
Replyudah tamat. duitnya diambil hantu. :(
Nah, akhirnya part duanya dipublish nih. Aku udah baca yang part satu kemarin dan ceritanya masih menggantung banget. Di part dua ini akhirnya semua terjawab yaa, tentang misteri mantan tak kasat mata itu.
ReplyTernyata si Shinta yang selama ini gangguin. Matinya itu konyol banget yaa btw, bunuh diri cuman gara-gara diputusin, terus kesetrum saklar listrik pula haha.
Jadi kost itu sekarang udah aman yaa. Oh iya, btw si Agung masih syuting di new york nggak? Atau jangan-jangan dia juragan sapi yang dijodohin sama si Scarlett? :D
mau bikin cara meninggal yang serem ntar pada makin ketakutan :(
Replyaman, tapi pak tottinya enggak aman wahaha. Agung udah balik, menikmati kesuskesan civil warnya :D
Yg guye suka dipart 1 "Saat itu perasaan gue campur aduk. Merinding, bingung, dan stress berat. Gimana gak merinding coba printer tintanya abis dan gak nyolok ke listrik bisa nyala? Gimana gak bingung coba kalo lo di-judge ‘jahat’ sama orang yang gak dikenal? Gimana gak stress berat coba kalo kertas buat skripsian habis gara-gara kejadian ini?! Keluar duit lagi, kan?! BANGKAI!"
ReplyYg gw suka di part 2 "
“Kamu… jahat.” Katanya. “Kamu jahat, Budi!”
“Bu-budi?” Oh, itu pasti nama pacarnya dulu. “A-aku bukan Budi, aku Reza. Wajah gue emang mirip Budi, tapi kita orang yang berbeda.”
“Huft. Iya, aku tau, kok.” Shinta tertunduk lesu.
KALO TAU KENAPA NUDUH, BANGKE?!"
Bang kenapa mesti kispray ungu sih? ðŸ˜ðŸ˜
ReplyBANGKEEE!!! KISPRAY UNGU!!
ReplyGue lupa kapan terakhir kali ketawa baca tulisan orang. Belakangan buku-buku yang gue beli juga bukan genre komedi. Hahaha pas baca ini gue ketawa lepas. Gue suka punchline lu. Gue suka scarlet johnson lu. *lah
Bagian mati karena mainin saklar itu juga pecahh abisss... :))))
Yess! Keluar jg nih yg part 2!!
ReplySbenernya gue udah baca dari sminggu yg lalu sih. Tp baru inget blm komen. Wkwk.
Btw, kispray ungu... Ada apa dgn kispray ungu? Di rumah gue pakenya kispray ungu. Dan itu Wangi. Hoho.
YaAllah.. Nambah lagi ini nama2 tokoh yg agak kamfret. Sgala agung Hercules... Itu 1 Tera isinya drama korea smua? Mantep bener! Bagi apa separo! Haha.
Bu Megan Fox lah jadi ibu2 pecel lele. Sedih gue bang sediiihhhh... :'D
Shintaku bertepuk sebelah tangaaannn~~
Jd terungkap sudah smuanya. Si Shinta matinya konyol juga ye. Wkwk.
Intinya dia hanya ingin eksis. Okesip.
o..okey, makasih :))
Replydi rumah gue makenya itu, kepikiran, daripada bau menyan kan serem, yaudah bau kisprey ungu aja :(
Replyada apa sebenernya dengan kisprey ungu woy?! :))
Replyhuahaha itu scarlett punya gue! btw, thanks bro :D
yha... di rumah gue juga make yang kisprey ungu, makanya gue jadiin cerita karena tau baunya enak. Kalo dibikin mau menyan ntar pada takut xD
Replyiya, shinta matinya begitu dan dia nyebelin. huhu.
La trus lu giman. Sekarang, apa juga bunuh diri di tinggal nikah scarlet
ReplyPost a Comment
Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca postingan gue. Gak perlu ninggalin link blog untuk dapet feedback, karena dari komentar kalian pasti dapet feedback yang sepadan kok.
Terima kasih!