Menjelang tahun 2015, ketakutan gue menghadapi tahun itu adalah karena gue akan magang.
Menjelang tahun 2016 kemaren, gue lagi-lagi mengalami ketakutan. Tahun ini gue
udah mulai skripsian. Iya, Di awal tahun 2016 ini gue baru saja menuntaskan UAS
semester 7. Mau bahagia karena liburan pun dilema karena udah kepikiran,
“JUDUL
SKRIPSI GUE APAAN, YA?”
“GUE
BISA LULUS TAHUN INI GAK, YA?”
“MANTAN
UDAH NGAPAIN AJA SAMA PACAR BARUNYA, YA?”
Jadi
mahasiswa semester akhir gini amat ternyata.
Nah,
selama kuliah 7 semester itu tentunya gue udah 7 kali menghadapi yang namanya
UAS. Bagi adik-adik yang berpikiran kalo UAS anak SMA dan Kuliahan itu sama,
kalian salah! UAS itu jadi penentu nilai (IP) kalian untuk bisa ngambil berapa
banyak mata kuliah di semester depan. Semakin tinggi, semakin banyak bisa
ngambil mata kuliah semester depan, semakin cepet lulus. Gitu.
Makanya UAS itu
menjadi momen special, di mana para mahasiswa tiba-tiba memiliki kekuatan ajaib
agar bisa mendapat IP bagus. Misalnya aja kekuatan seperti ini…
1.Kekuatan
untuk datang super cepet
Kelakuan
temen-temen sekelas gue pas perkuliahan biasa adalah sering telat. Jadwal
kuliah mulai pukul 8.30 pagi, mereka datang pukul 8.45. Pernah juga ada yang
datang pukul 9.30. Untungnya dia diperbolehkan masuk ke kelas oleh sang dosen
setelah menggunakan alasan klasik “ban bocor”, padahal gue tau kalo temen gue
itu kesiangan, atau di rumahnya gak ada teknologi bernama jam.
Nah,
saat UAS, kelakuan mereka berubah 180 derajat. UAS dimulai pukul 8.30, gue pun
berangkat dari rumah pukul 7.45 karena perjalanan dari rumah ke kampus itu 30
menit. Masih bisalah pilih tempat duduk di belakang, pikir gue.
Pukul
8.15 gue sampai kampus dan segera menuju ruang ujian. Begitu buka pintu…
KELASNYA SUDAH PENUH! GUE DAPET KURSI PALING DEPAN! *nangis*
Besoknya,
gue berangkat lebih cepet. Gue berangkat pukul 7.30 dari rumah. Sesuai
perkiraan, gue sampai kampus pukul 8.00. Begitu sampe kelas… KELASNYA SUDAH
PENUH LAGI!
Gue
penasaran, gue Tanya sama temen-temen gue, “Kalian jam berapa sih sampe
kampus?”
“Pukul
7.30.”
“….”
Begitu
dahsyatnya UAS, yang tukang telat saat perkuliahan biasa aja bisa datang cepet.
2.Kekuatan
untuk bisa menulis di mana saja
Selain
agar bisa ngambil barisan kursi paling belakang, niat gue datang UAS 15 menit
sebelum mulai adalah agar bisa melakukan persiapan untuk mencontek. Iya, gue
gak munafik kalo gue masih nyontek karena kadang materi yang di-UAS-kan itu
banyaknya minta ampun. Belum lagi rata-rata soal UAS itu berformat sebutkan dan jelaskan serta berikan contoh!
Jadi, kadang gue suka nyatat poin-poin materi yang gue rasa bakal keluar di
soal nanti.
Di
mana kah gue nyatat?
Karena
gue gak ahli dalam mengeluarkan catatan atau fotokopian yang sudah dimikro, gue
nyatat di… telapak tangan dan meja. Iya, meja anak kuliahan yang begini:
|
Nemu di gugel dengan keyword: kursi anak kuliah. Nice info, kan? |
Biasanya
gue bakal pilih yang warna mejanya hitam, jadi bisa gue tulisin pake pensil. Kalo
udah selesai, tinggal hapus untuk menghilangkan jejak. Ehe.
3.Kekuatan
untuk bisa membaca tulisan kecil
Kelanjutan
dari kekuatan bisa menulis di mana saja adalah para mahasiswa mendapatkan
kekuatan bisa membaca tulisan kecil. Gak mungkin dong kita nulis di meja, tapi
tulisannya gede-gede kayak paha badak? Pasti kita akan menulis sekecil mungkin!
Dan karena faktor itulah, kita mendapatkan kekuatan membaca tulisan kecil untuk
mengisi jawaban dari soal UAS.
Saat
mendapatkan contekan dari temen berupa gumpalan kertas juga isinya pasti
tulisan kecil, gak mungkin 1 folio. Jadi, kekuatan ini bener-bener bermanfaat
demi meraih IP tinggi.
4.Kekuatan
untuk berbicara dan mendengar tanpa suara
Apabila
semua contekan yang sudah kita buat gak ada yang keluar di soal, kita
bener-bener gak tau jawabannya, pilihan 50:50 sudah dipakai, phone a friend gak
bisa digunakan karena saat UAS dilarang membawa hape, maka satu-satunya cara
agar lembar jawaban terisi adalah dengan bertanya ke temen.
Jika
bertanya bisa menggunakan kode lewat jari, memberi jawaban akan lebih ribet
karena kita harus mendiktekan jawaban ke temen tanpa suara.
TANPA
SUARA! *sengaja diulang biar keren*
Tiba-tiba
aja kita bisa ngomong tanpa mengeluarkan suara, hanya melalui gerakan bibir,
kerennya temen kita bisa ngerti kita ngomong apaan dan segera mencatat
jawabannya. Keren.
5.Kekuatan
merasakan tatapan tanpa melihat
30
menit awal di UAS, biasanya para mahasiswa akan berusaha mengerjakan soalnya
sendiri. Tanpa tolah-toleh, pandangannya terfokus pada lembar soal dan kertas
folio. 30 menit awal sudah terlewati, kita mendadak punya kemampuan merasakan
tatapan. Kita mendadak ngerasa orang di belakang atau sebelah kita membutuhkan
bantuan, dan kita segera menoleh. Setelah menoleh, orang yang kita tatap tadi
langsung menggunakan kode di tangannya untuk bertanya nomor soal yang dia tidak
tau jawabannya. Iya, dengan menatap orang lama-lama, dia akan tau kalo dia
ditatap. Kekuatan yang mengerikan!
6.Kekuatan
gak mau rugi
“Ssssttt!”
“Uhuk!”
Cara-cara
di atas adalah cara klasik jika kekuatan tatapan mendadak tidak berfungsi.
Biasanya temen yang dikodein begini adalah temen yang pinter tapi mendadak
budek pas ujian. Dikodein gak noleh, dipanggil gak noleh, dilempar bom nuklir
dia mati.
Gue
menyimpulkan, mahasiswa tipe ini berusaha mendapatkan IP bagus dengan kekuatan
pura-pura budek. Dia gak mau temen-temen lainnya mendapat IP bagus seperti dia.
Mahasiswa begini, halal dikucilkan dari pergaulan.
Kayaknya
itu aja kekuatan-kekuatan yang muncul (yang gue sadari) saat berlangsungnya
UAS. Mungkin ada kekuatan lainnya yang gak gue sadari, tapi ya namanya juga
mahasiswa, selalu menghalalkan segala cara agar dapet IP tinggi, bisa ngambil
banyak mata kuliah semester depan, semakin cepet juga galauin skripsi… Eh.